Selasa, 02 Mei 2017

Memperingati Isra Mi’raj?



Lagi-lagi menulis telat moment ya, hehe. Tak apalah yang penting menulis, juga ini ada unsur kesengajaan.

Nah belum sampai dua minggu baru selesai hari bersejarah yang telah dilakukan oleh idola terbaik kita, Rasulullah, Muhammad SAW. Perjalanan yang sangat megah dan cepat, yang sampai saat ini setahu saya belum ada satupun yang menyamainya.
 
taken from internet udah lama banget
Peristiwa bersejarah ini dulu sempat dicemooh, karena tidak masuk di logika. Padahal jelas-jelas sebagai manusia kita memang memiliki kemampuan terbatas yang tentu sampai kapanpun tak akan bisa menyamai kemampuan pencipta kita.

Nah, kembali ke topik tentang isra’ Mi’raj (kalau salah penulisannya silahkan diberi masukan untjuk di perbaiki).

Betapa ramainya dari saya kecil sampai sekarang banyak yang mengadakan acara kegiatan setiap hari ini berlangsung. Meskipun baru sadar dan terpikir ketika sudah lebih besar sekarang, memang belum menemukan secara langsung tuntunan untuk melakukan acaranya dan diperingati secara khusus. Oke stop tidak ada maksud yang lain, kembali kepada keyakinan dan ilmu yang dipahami masing-masing tentang ini, saya juga masih belajar.

Nah, berhubungan dengan hal itu, sebenarnya jika ingin dikatakan tentang memperingati isra’ mi’raj, kita harus memperingatinya setiap hari. Dan hal inilah yang luput dari kebanyakan kita. Sibuk dengan mengadakan acara, entah itu syukuran dan sebagainya, dan mengkhususkan hari tersebut sebagai sebuah peringatan, tapi lebih lalai dengan hal penting dari isra’ mi’raj itu sendiri.

Tentu jika kita mengingat yang menjadi pesan dalam perjalanan istimewa itu adalah, sholat lima waktu yang diperintahkan langsung kepada nabi muhammad untuk disampaikan kepada seluruh ummatnya.

Yap, inilah hal terpenting yang bisa kita ambil dari makna perjalanan isra’ mi’raj ini. Jadi jika sibuk hadir di acara dalam rangka memperingati isra’ mi’raj, tapi kesehariannya sendiri tidak mengerjakan sholat lima waktu, baik secara tidak lengkap apalagi tidak sama sekali. Tentu pada hakikatnya tidak ada sedikitpun yang diperingati dari perjalanan ini.

Kelalaian ini sudah menjamur disekitar kita. Mempersiapkan hal yang tidak ada dasarnya, tapi lupa menjalankan yang pokok lagi wajib. Andaikata Nabi Muhammad tidak meminta diskon sholat yang awalnya adalah lima puluh waktu, mungkin tak sempat bagi kita memikirkan untuk mempersiapkan acara-acara seperti itu, karena waktu kita habis sehari semalam untuk bersujud kepadaNya dalam lima puluh waktu.

Hal ini pun tidak akan terjamin. Jangankan lima puluh waktu, lima waktu saja sering lalai. Bahkan mungkin tidak dikerjakan.

Ingatlah makna dari setiap hikmah yang Allah berikan kepada kita dalam setiap masanya. Dan isra’ mi’raj, berarti kita memaknai sebuah perjalanan dengan perintah yang harus dikerjakan.

Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya’, inilah hasil dari perjalanan istimewa yang dilakukan Rasulullah. Maka mari sekali lagi berpikir dan merenung. Apakah benar-benar sudah memaknai Isra’ Mi’raj dalam setiap tahunnya. Bukan untuk melakukannya dalam perayaan setahun sekali seperti yang kita kenali, melainkan dengan melakukan sholat lima waktu setiap hari.

Semoga bermanfaat, Wallahua’lam Bishshowab,

Salam Kebaikan

0 komentar:

Posting Komentar

 
;