Lagi-lagi
menulis telat moment ya, hehe. Tak apalah yang penting menulis, juga ini ada
unsur kesengajaan.
Nah
belum sampai dua minggu baru selesai hari bersejarah yang telah dilakukan oleh
idola terbaik kita, Rasulullah, Muhammad SAW. Perjalanan yang sangat megah dan
cepat, yang sampai saat ini setahu saya belum ada satupun yang menyamainya.
Peristiwa
bersejarah ini dulu sempat dicemooh, karena tidak masuk di logika. Padahal
jelas-jelas sebagai manusia kita memang memiliki kemampuan terbatas yang tentu
sampai kapanpun tak akan bisa menyamai kemampuan pencipta kita.
Nah,
kembali ke topik tentang isra’ Mi’raj (kalau salah penulisannya silahkan diberi
masukan untjuk di perbaiki).
Betapa ramainya
dari saya kecil sampai sekarang banyak yang mengadakan acara kegiatan setiap
hari ini berlangsung. Meskipun baru sadar dan terpikir ketika sudah lebih besar
sekarang, memang belum menemukan secara langsung tuntunan untuk melakukan
acaranya dan diperingati secara khusus. Oke stop tidak ada maksud yang lain,
kembali kepada keyakinan dan ilmu yang dipahami masing-masing tentang ini, saya
juga masih belajar.
Nah,
berhubungan dengan hal itu, sebenarnya jika ingin dikatakan tentang
memperingati isra’ mi’raj, kita harus memperingatinya setiap hari. Dan hal
inilah yang luput dari kebanyakan kita. Sibuk dengan mengadakan acara, entah
itu syukuran dan sebagainya, dan mengkhususkan hari tersebut sebagai sebuah
peringatan, tapi lebih lalai dengan hal penting dari isra’ mi’raj itu sendiri.
Tentu
jika kita mengingat yang menjadi pesan dalam perjalanan istimewa itu adalah,
sholat lima waktu yang diperintahkan langsung kepada nabi muhammad untuk
disampaikan kepada seluruh ummatnya.
Yap,
inilah hal terpenting yang bisa kita ambil dari makna perjalanan isra’ mi’raj
ini. Jadi jika sibuk hadir di acara dalam rangka memperingati isra’ mi’raj,
tapi kesehariannya sendiri tidak mengerjakan sholat lima waktu, baik secara
tidak lengkap apalagi tidak sama sekali. Tentu pada hakikatnya tidak ada
sedikitpun yang diperingati dari perjalanan ini.
Kelalaian
ini sudah menjamur disekitar kita. Mempersiapkan hal yang tidak ada dasarnya,
tapi lupa menjalankan yang pokok lagi wajib. Andaikata Nabi Muhammad tidak
meminta diskon sholat yang awalnya adalah lima puluh waktu, mungkin tak sempat
bagi kita memikirkan untuk mempersiapkan acara-acara seperti itu, karena waktu
kita habis sehari semalam untuk bersujud kepadaNya dalam lima puluh waktu.
Hal ini
pun tidak akan terjamin. Jangankan lima puluh waktu, lima waktu saja sering
lalai. Bahkan mungkin tidak dikerjakan.
Ingatlah
makna dari setiap hikmah yang Allah berikan kepada kita dalam setiap masanya.
Dan isra’ mi’raj, berarti kita memaknai sebuah perjalanan dengan perintah yang
harus dikerjakan.
Shubuh,
Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya’, inilah hasil dari perjalanan istimewa yang
dilakukan Rasulullah. Maka mari sekali lagi berpikir dan merenung. Apakah
benar-benar sudah memaknai Isra’ Mi’raj dalam setiap tahunnya. Bukan untuk
melakukannya dalam perayaan setahun sekali seperti yang kita kenali, melainkan
dengan melakukan sholat lima waktu setiap hari.
Semoga
bermanfaat, Wallahua’lam Bishshowab,
Salam
Kebaikan
0 komentar:
Posting Komentar