Selasa, 11 April 2017

Galuh Diantoro – Arif Apriyadi Pangestu



Dua nama dalam masa yang berbeda. Entah kenapa terpikir ingin menuliskan sedikit kisah tentang dua orang ini. Mereka berdua tidak saling kenal, asalnya pun saling berjauhan. Hanya saja saya hidup dalam sedikit perjalanan kisah mereka.


Orangnya masih pada hidup kok, mengulas tentang sosok yang membekas tidak berarti harus sudah meninggal bukan?

Sekitar dua hari lalu terpikirlah hal ini. Ternyata dalam masa yang panjang ini, saya memiliki pola hidup dengan keadaan yang mirip meskipun orang-orang yang mengelilingi saya berbeda dan berubah.

Kemaren saat saya dijemput oleh Arif untuk berangkat menuntut ilmu akhirat, baru saja saat itu selesai mandi. Merasa tidak enak dikarenakan beliau harus menunggu. Entahlah sudah berapa kali kejadian ini terulang. Betapa seringnya saya membuat beliau menunggu meskipun hal itu bukan sengaja.

Hal ini teringat ketika pada masa SMA Galuh yang berbeda jurusan tapi satu sekolah sering menjemput. Sama halnya dengan Arif, beliaupun sering menunggu saya yang terkesan lelet akan bersiap-siap.

Kejadian kemaren mengingatkan saya akan hal itu. Satu kesamaan pada masa yang berbeda. Yah tidak ada maksud untuk membuat menunggu, ada sedikit hal yang memang berbentuk privacy membuat saya harus bersiap lebih lama dri kebanyakan orang. Kalau baca ini tolong dimaklumi ya Luh, Rif, hehe.

Bercerita tentang mereka berdua memang luar biasa. Dipikir-pikir lagi keduanya adalah orang yang aktif. Dan saya sempat melihat mereka semua menjadi ketua dari sebuah organisasi ketika saya bersama mereka di masa yang berbeda ini.

Galuh sendiri saat kelas dua SMA dirinya ditunjuk menjadi ketua rohis, dan saya menjadi anggotanya. Tentu segan dengan beliau yang tidak hanya pintar tapi juga aktif. Bahkan sempat menjadi calon ketua osis dalam bentuk rekomendasi secara langsung.

Arif sendiri tidak kalah kagum dengan beliau. Dua tahun menjadi ketua KAMMI, organisasi luar kampus yang aktif dalam pergerakan untuk mengkritisi kebijakan-kebijkan yang ada. Meskipun secara status saya tidak pernah menjadi bagian dari organisasi itu, namun sedikit tahu gerak organisasi yang diketuai teman saya yang satu ini.

Keduanya menjadi teman dekat yang memiliki raihan yang sangat hebat. Terkadang hanya senyum malu karena siapa sih saya. Tapi merasa bangga juga memilkki teman yang mampu mencapai sesuatu yang tidak biasa.

Dua masa namun banyak hal yang sama. Sekali lagi hal itu benar-benar saya rasakan.

Saya selalu berdua kemana-mana, itu yang dilihat orang. Dan ternyata jika saya sedikit menelisik kebelakang, memang benar. Hampir dimanapun saat saya memiliki kegiatan, bersama Galuh kemanapun. Begitu juga sekarang, kajiankah, olahraga, atau beberapa kegiatan yang satu jalur, biasanya saya akan berbinceng berdua dengan Arif, sampai kemaren ada yang nyeletuk, eh bonceng kak usamah terus, bonceng akhwatnya kapan. (dikiranya gampang kali ya prakteknya?)

Yap. Dua teman yang beda masa, tapi mirip kondisinya. Ketika di SMA saya jurusan IPS dan Galuh jurusan IPA, tidak membuat kami merasa berbeda. Bahkan untuk beberapa pelajaran umum saya beberapa kali menginap dan minta ajarkan kepada dirinya. Yah memang pintar sih, he. Sekarang udah lulus STIS yang udah kemana-mana.

Arif juga, sering saya inapi. Menanyakan dan merepotkan dirinya dalam beberapa hal, namun tidak mengurangi rasa santai dalam pertemanan kami. Saya yang jurusan bahasa inggris dia yang bahasa indonesia. Saya yang masih berjuang dengan tugas manis, dirinya yang sudah S2.

Rasanya banyak tertinggal dalam banyak hal dengan mereka berdua. Namun rasa yang saya nikmati tetaplah nikmat. Galuh memang sudah lama tidak bersua. Terakhir hanyalah telepon singkat saat lebaran. Ketika ingin bertemu dirinya, tapi sayang saya sudah di Bengkulu. Arif, sekarang sering berjumpa. Yah, secara takdir Allah kami sedang di satu tempat kerja yang sama.

Tak ada maksud menspesialkan mereka berdua, karena semua teman di jalan Allah adalah sama bagi saya. Hanya saja mereka yang sempat dan masih memberikan sebuah hal lebih diantara yang lainya menjadikan inspirasi untuk dijadikan tulisan. Jangankan teman, murid-murid saja bisa saya jadikan bahan tulisan. Ada trio menarik yang juga akan dijadikan tulisan dengan inisial panggilan, N-D-L. Nah si Arif pasti tahu nih.

Hm, yah cukup sekian saja deh tulisan lewat. Ide yang muncul di tengah pekerjaan yang harus diselesaikan. Semoga bermanfaat.

Salam kebaikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;