Minggu, 16 April 2017

Tiga Hari Seluma



Tak ada yang menyangka dengan apa yang dijalani. Hari semakin cepat dan waktu juga semakin cepat. Dengan banyaknya fasilitas yang dimiliki sekarang tidak terasa ketika melewatkan atau melakukan satu moment sekejap saja.


Jumat, Sabtu, Dan Minggu perjalanan mendadak yang cukup membuat percaya tidak percaya. Mengunjungi sebuah kota yang hanya pernah satu kali dilewati dua tahun lalu.

Jumat, setelah mengikuti seminar Salim A. Fillah, sorenya mengantar adik yang sedang KKN di Seluma. Yah masih belum terlalu jauh sebenarnya. Hanya sekitar lima belas menit sampai dua puluh menit jaraknya jika dihitung dari bandara.

Tapi karena berangkatnya dari Unib belakang, dan juga jarang melakukan perjalanan kesana, jadi terasa cukup jauh juga lah.

Sekitar setengah empat berangkat dari Unib Belakang, lalu berhenti sebentar di masjid suka merindu untuk menunaikan kewajiban sholat Ashar. Sekitar jam empat kurang sepuluh kembali melanjutkan perjalanan.

Mengambil jalan yang sudah biasa di lewati. Jalur lingkar barat sampai tugu elang. Dimana dulu memang pernah kerja di daerah sana beberapa bulan.

Dari sana tinggal memacu motor lurus tanpa hambatan lampu merah.

Sekitar setengah perjalaann selepas dari bandara menuju lokasi KKN Adik, bertanyalah dia,

“Mas, idak pakai Jaket?”

Saya yang saat itu baru bangun tidur dan mengantar, tidak sadar dan hanya terkekeh. Memang tidak pakai. Saya mengantarnya seolah-olah ingin mengantar ke pasar saja. hanya memakai celana olahraga, baju batik lengan pendek, sendal jepit. Padahal perjalanan dan terpaan angin lumayan kencang. Alhamdulillah tidak pakai hujan.

Sesampai mengantar saya balik lagi. Terasa lebih cepat saat pulang. Akhirnya perjalanan pulang pergi Seluma-bengkulu kurang lebih hampir dua jam. Entahlah termasuk cepat atau lambat itu dibanding pada umumnya. Hitungannya kan unib belakang menuju seluma, yah lumayan jauh deh.

Sabtu sore adalah rencana kedua akan pergi ke seluma, di daerah Tais. Setelah pulang dari sekolah, langsung bersiap-siap menunggu Arif menjemput. Memang bawaan kemana-mana selalu banyak. Saya menyiapkan dua tas. Satu untuk buku-buku dan laptop, satunya baju ganti. Yah nggak bisa lepas dari buku meskipun hanya untuk dibawa.

Berangkat dengan dua orang teman lagi yang diajak untuk menghadiri salah satu pernikahan teman. Dengan begitu angkatan 2011 laki-lakinya sudah dua orang yang memecah masa bujangnya, yang saya tahu sih gitu, hehe.

Sekitar satu jam perjalanan, kami mampir di masjid pinggir jalan untuk menyegarkan tubuh dan pikiran dengan sholat maghrib.

Setelah itu lanjut perjalanan lagi. Sempat cemas karena kondisi agak gerimis, dan lagi semakin gelap karena malam yang terus berlanjut masanya. Sempat bingung sudah sampai mana kami berjalan. Akhirnya setelah setengah jam perjalanan, kami sampai di sebuah tugu perkantoran Seluma. Kami berhenti disana sambil menghubungi Taufik yang akan menunjukkan jalan ke lokasi.

Sekitar lima belas menit kami akhirnya di jemput. Ternyata lokasinya adalah janur kuning terakhir yang kami lewati tadi. Sampai disana sudah siap tempat pernikahan yang akan dilangsungkan. Alhamdulillah ijab qobul sudah dilaksanakan sorenya, jadi saya dan yang lain hanya berbincang saja. (tidak akan cerita pernikahan teman yang dikunjungi, nanti di bahas khusus ya)

Nah, ketika masuk waktu isya berangkatlah kami ke sebuah masjid terdekat, ternyata kosong. Tidak ada yang adzan, padahal di sekitarnya jelas-jelas rumah warga. Alhasil kami berempat menunaikan sholat isya.

Sekitar pukul dua belas setelah acara keluarga, kami pulang ke salah satu tempat pihak keluarga untuk menginap. Tak ada yang banyak terucap selain badan yang langsung rebah di kasur dan menutup mata untuk mengistirahatkan badan.

Shubuh pagi, kembali merasakan apa yang seperti terjadi saat sholat isya malam sebelumnya. Hanya kami bertiga yang sholat, tanpa ada orang lain. Padahal terlihat beberapa bapak-bapak sedang siap-siap untuk bekerja. Apa salahnya meluangkan waktu sebentar menunaikan kewajiban. Tapi siapa tahu bukan muslim atau sudah melakukannya di rumah. Mencoba berpikir baik sajalah.

Menjelang jam sepuluh, kami mendatangi acara resepsi sebelum pulang kembali ke Bengkulu. Kedua pengantin sudah siap. Setelah acara pembukaan, kami langsung menyalami teman di pelaminan dan orang tuanya untuk pamitan pulang ke Bengkulu, takut terlalu siang.

Sekitar jam sebelas tancap gas kami pulang ke Bengkulu. Jam sebelasan waktu yang enak untuk tidur sebenarnya, di perjalanan saya pun mulai mengantuk. Lalu meminta air dari arif. Awalnya hanya memercikkan dan mengelap ke mata agar bisa tetap melek. Namun, makin lama kantuk tak kunjung hilang. Akhirnya saya siramkan saja sekaligus ke muka, eh helm dan tas ikut basah deh.

Sekitar tiga kali saya melakukan itu setidaknya menjaga agar tidak mengantuk.

Di sepanjang perjalanan Seluma-Sukaraja- yang akhirnya balik ke bengkulu, sekitar lebih dari dua janur kuning kembali kami temui. Ternyata sedang banyak juga yang menikah hari ini. Sampai sempat macet seratus meter lebih untuk beberapa saat ketika kami sudah mendekati perbatasan sukaraja-bengkulu karena salah satu pesta yang mengambil sedikit posisi jalan raya.

Yap, tepat jam satu dua puluh sampai ke rumah. Mengecas HP yang sudah mati total, tanpa ganti baju langsung saja kepala terlelap di kasur karena sudah tidak kuat mengantuk. Terbangun sebentar mengecek hp, ternyata Arifpun sudah kembali pulang ke kampunya di Sumatera Selatan, karena nggak ada pulsa, jadinya nggak balas deh, hehe.

Salam Kebaikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;