Tak ada
yang menyangka dengan apa yang dijalani. Hari semakin cepat dan waktu juga
semakin cepat. Dengan banyaknya fasilitas yang dimiliki sekarang tidak terasa
ketika melewatkan atau melakukan satu moment sekejap saja.
Jumat,
Sabtu, Dan Minggu perjalanan mendadak yang cukup membuat percaya tidak percaya.
Mengunjungi sebuah kota yang hanya pernah satu kali dilewati dua tahun lalu.
Jumat,
setelah mengikuti seminar Salim A. Fillah, sorenya mengantar adik yang sedang
KKN di Seluma. Yah masih belum terlalu jauh sebenarnya. Hanya sekitar lima
belas menit sampai dua puluh menit jaraknya jika dihitung dari bandara.
Tapi karena
berangkatnya dari Unib belakang, dan juga jarang melakukan perjalanan kesana,
jadi terasa cukup jauh juga lah.
Sekitar
setengah empat berangkat dari Unib Belakang, lalu berhenti sebentar di masjid
suka merindu untuk menunaikan kewajiban sholat Ashar. Sekitar jam empat kurang
sepuluh kembali melanjutkan perjalanan.
Mengambil
jalan yang sudah biasa di lewati. Jalur lingkar barat sampai tugu elang. Dimana
dulu memang pernah kerja di daerah sana beberapa bulan.
Dari sana
tinggal memacu motor lurus tanpa hambatan lampu merah.
Sekitar
setengah perjalaann selepas dari bandara menuju lokasi KKN Adik, bertanyalah
dia,
“Mas,
idak pakai Jaket?”
Saya
yang saat itu baru bangun tidur dan mengantar, tidak sadar dan hanya terkekeh. Memang
tidak pakai. Saya mengantarnya seolah-olah ingin mengantar ke pasar saja. hanya
memakai celana olahraga, baju batik lengan pendek, sendal jepit. Padahal perjalanan
dan terpaan angin lumayan kencang. Alhamdulillah tidak pakai hujan.
Sesampai
mengantar saya balik lagi. Terasa lebih cepat saat pulang. Akhirnya perjalanan
pulang pergi Seluma-bengkulu kurang lebih hampir dua jam. Entahlah termasuk
cepat atau lambat itu dibanding pada umumnya. Hitungannya kan unib belakang
menuju seluma, yah lumayan jauh deh.
Sabtu
sore adalah rencana kedua akan pergi ke seluma, di daerah Tais. Setelah pulang
dari sekolah, langsung bersiap-siap menunggu Arif menjemput. Memang bawaan
kemana-mana selalu banyak. Saya menyiapkan dua tas. Satu untuk buku-buku dan
laptop, satunya baju ganti. Yah nggak bisa lepas dari buku meskipun hanya untuk
dibawa.
Berangkat
dengan dua orang teman lagi yang diajak untuk menghadiri salah satu pernikahan
teman. Dengan begitu angkatan 2011 laki-lakinya sudah dua orang yang memecah
masa bujangnya, yang saya tahu sih gitu, hehe.
Sekitar
satu jam perjalanan, kami mampir di masjid pinggir jalan untuk menyegarkan
tubuh dan pikiran dengan sholat maghrib.
Setelah
itu lanjut perjalanan lagi. Sempat cemas karena kondisi agak gerimis, dan lagi
semakin gelap karena malam yang terus berlanjut masanya. Sempat bingung sudah
sampai mana kami berjalan. Akhirnya setelah setengah jam perjalanan, kami
sampai di sebuah tugu perkantoran Seluma. Kami berhenti disana sambil
menghubungi Taufik yang akan menunjukkan jalan ke lokasi.
Sekitar
lima belas menit kami akhirnya di jemput. Ternyata lokasinya adalah janur
kuning terakhir yang kami lewati tadi. Sampai disana sudah siap tempat
pernikahan yang akan dilangsungkan. Alhamdulillah ijab qobul sudah dilaksanakan
sorenya, jadi saya dan yang lain hanya berbincang saja. (tidak akan cerita
pernikahan teman yang dikunjungi, nanti di bahas khusus ya)
Nah,
ketika masuk waktu isya berangkatlah kami ke sebuah masjid terdekat, ternyata
kosong. Tidak ada yang adzan, padahal di sekitarnya jelas-jelas rumah warga. Alhasil
kami berempat menunaikan sholat isya.
Sekitar
pukul dua belas setelah acara keluarga, kami pulang ke salah satu tempat pihak
keluarga untuk menginap. Tak ada yang banyak terucap selain badan yang langsung
rebah di kasur dan menutup mata untuk mengistirahatkan badan.
Shubuh pagi,
kembali merasakan apa yang seperti terjadi saat sholat isya malam sebelumnya. Hanya
kami bertiga yang sholat, tanpa ada orang lain. Padahal terlihat beberapa
bapak-bapak sedang siap-siap untuk bekerja. Apa salahnya meluangkan waktu
sebentar menunaikan kewajiban. Tapi siapa tahu bukan muslim atau sudah
melakukannya di rumah. Mencoba berpikir baik sajalah.
Menjelang
jam sepuluh, kami mendatangi acara resepsi sebelum pulang kembali ke Bengkulu. Kedua
pengantin sudah siap. Setelah acara pembukaan, kami langsung menyalami teman di
pelaminan dan orang tuanya untuk pamitan pulang ke Bengkulu, takut terlalu
siang.
Sekitar
jam sebelas tancap gas kami pulang ke Bengkulu. Jam sebelasan waktu yang enak
untuk tidur sebenarnya, di perjalanan saya pun mulai mengantuk. Lalu meminta
air dari arif. Awalnya hanya memercikkan dan mengelap ke mata agar bisa tetap
melek. Namun, makin lama kantuk tak kunjung hilang. Akhirnya saya siramkan saja
sekaligus ke muka, eh helm dan tas ikut basah deh.
Sekitar
tiga kali saya melakukan itu setidaknya menjaga agar tidak mengantuk.
Di sepanjang
perjalanan Seluma-Sukaraja- yang akhirnya balik ke bengkulu, sekitar lebih dari
dua janur kuning kembali kami temui. Ternyata sedang banyak juga yang menikah
hari ini. Sampai sempat macet seratus meter lebih untuk beberapa saat ketika
kami sudah mendekati perbatasan sukaraja-bengkulu karena salah satu pesta yang
mengambil sedikit posisi jalan raya.
Yap,
tepat jam satu dua puluh sampai ke rumah. Mengecas HP yang sudah mati total,
tanpa ganti baju langsung saja kepala terlelap di kasur karena sudah tidak kuat
mengantuk. Terbangun sebentar mengecek hp, ternyata Arifpun sudah kembali
pulang ke kampunya di Sumatera Selatan, karena nggak ada pulsa, jadinya nggak
balas deh, hehe.
Salam
Kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar