Rabu, 05 April 2017

Dewan Rakyat Rapat Ricuh, Mungkin Pas Mahasiswa Gitu Juga ya



Pulang kampung mencari inspirasi dan semangat, menonton layar persegi empat yang sudah sangat jarang ditemui. Melihat beberapa berita di televisi sungguh semakin miris rasanya. Yah bukan siapa-siapa sih, hanya saja kok makin kesini berita-berita yang ada makin miris ya.

Duduk sedang makan pagi, membuka salah satu channel yang ada di televisi. Nampak sedang beraksi beberapa orang mendesak seperti demo, tapi posisinya di dalam ruangan dekat sebuah mimbar. Ada juga seorang ibu-ibu yang terdesak dan di tarik-tarik di dekat mimbar tersebut.


Pertama bingung apa yang sedang terjadi, lalu ketika melihat tulisan yang menjelaskan berita tersebut, makin lucu dan rasanya ingin tertawa saja. langsung teringat ketika melihat rapat dan mendengar berita musyawarah yang dilakukan oleh kebanyakan mahasiswa yang sampai ricuh dan anarkis. Mungkin cikal bakal anggota dewan rakyat yang akan melakukan itu juga ya.

Alangkah lucu ketika rapatnya mahasiswa dan anggota dewan bentuknya sama saja. apakah tidak ada proses pembelajaran dari jarak menjadi mahasiswa sampai diangkat menjadi anggota dewan. Nampaknya begitu haus akan kekuasaan. Nah semoga saja proses pemilihan presiden BEM yang tidak lama lagi akan terjadi ini, tidak menimbulkan kericuhan yang serupa.

Masih ingat kisah para generasi awal, para sahabat Rasul ketika berkaitan dengan jabatan dan kekuasaan. Mereka yang ditunjuk langsung untuk menjadi pemimpin suatu daerah betapa berat untuk menerimanya. Bahkan kebanyakan menolaknya, karena menurut mereka itu adalah suatu pertanggungjawaban yang besar ketika di hisab nanti.

Sebagaimana ketika Umar saat ditunjuk untuk menggantikan Abu bakar, sangat keras menolak karena menurutnya dia tidak pantas menggantikan sosok Abu Bakar (wallahualam bishshowab) koreksi jika salah ya.

Pada zaman sahabat dulu, hal yang berkaitan dengan kekuasaan dan harta, hal yang paling dihindari karena itu bukanlah sebuah kenikmatan ataupun kesenangan. Bahkan salah seorang sahabat ketika menjadi pemimpin suatu daerah mengutamakan semuanya untuk rakyatya, sampai dirinya tidak akan makan daging sampai rakyatnya sudah mampu makan daging semua yang membuat istrinya sampai sedih.

Begitulah dulu. Memang tidak ada rapat besar ataupun berhari-hari menentukan sebuah kekuasaan. Tapi mereka orang yang menjadi pilihan memang orang yang layak dan memiliki kemampuan. Berbeda dengan sekarang yang rapat hima, organisasi, fakultas mungkin bisa berhari-hari. Yap saya tidak tahu apa yang dirapatkan jadi tidak akan banyak berkomentar.

Namun, mari berpikir jernih. Jika ketika menjadi anggota dewan mampu sampai memcahkan barang-barang marah dan emosi. Teriak dan saling berkerumun yang tidak ada bedanya ketika saat menjadi mahasiswa melakukan rapat, berarti pembentukan karakternya bukanlah ketika nanti akan menjadi anggota dewan. Tapi, dari sekaranglah perlu pembiasaan.

Memang apa yang dilakukan dari sekarang bisa diambil menjadi contoh dan cikal bakal bagaimana yang akan dilakuakn nanti. Jika sudah terbiasa melakukan hal anarkis, tidak punya etika, egois, haus akan kekuasaan dan pencapaian yang mendominasi orang lain. Tunggu saja, jika masih hidup, saat besar nanti ada kemungkinan akan melakukan hal yang tidak jauh berbeda.

Ya, kita hanya bisa sama-sama berdoa dan berusaha agar menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga yang masih SOK berkuasa apalagi dengan senioritas yang sok songong di depan juniornya, please itu Cuma nunjukin kamu yang nggak bisa apa-apa selain busungin dada yang kalah maju dengan perut buncit, ups.

Ingat, jadilah generasi pelurus bukan hanya generasi penerus.

Salam Kebaikan, Wallahu’alam.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;