Bagaimana
kabarnya hari ini? Masih dipenuhi dengan kegembiraan dan cinta yang berlimpah
kah? Atau hanya kosong dan meratapi kesedihan yang sedang dihadapi?
Lagi-lagi
membahas cinta ya, tapi memang itu tidak pernah lepas dari kehidupan kita,
bahkan setiap detik jika bukan karena sebuah cinta yang besar belum tentu kita
bisa bertahan hidup di dunia ini.
Memiliki
dan mendapatkan cinta tentu sangat nikmat rasanya, apalagi jika itu cinta yang
benar-benar murni dan alami. Yuk kita coba lihat sudah berapa banyak cinta yang
diberikan pada hari ini. Dimulai dari cinta utama yang paling luar biasa untuk
dirasakan.
Sudahkah
jatuh cinta pada Allah? kalau masih belum perlu bertanya lagi kepada diri
sendiri bahwa kita sudah menolak cintaNya, padahal perhatiannya kepada kita
begitu besar. Apakah masih susah untuk bisa mencintai Allah secara utuh? Yah memang
tidak sempurna tapi setidaknya kita terus mencoba, karena cinta kepadaNya
bukanlah sebuah pilihan, melainkan keharusan.
Oke, diam
dan renungkan sejenak beberapa hal ini.
Kalau bukan
rasa cinta yang begitu besar kepada semua makhluknya, sudah pasti semua yang
menentang tinggal diberi azab tanpa perlu lama-lama bertahan. Tapi kenapa masih
banyak mereka yang melalaikan semua rasa cintaNya diberikan penangguhan untuk
meminta maaf dan mohon ampunan atas semua yang dilakukan. Tentu ini bukan tidak
berdasar.
Dia sang
maha cinta, mengerti bahwa kita pasti akan selalu lupa akan apa yang seharusnya
dilakukan dan dicapai. Namun kita tidak sekalipun menghiraukan semua itu. Panggilan
indahnya lima kali sehari untuk bisa bertemu, dan mempersilahkan menjadi tamu
dirumahNya. Berbincang dengan firman dan kalimat indahNya. Tidakkah sadar akan
hal itu semua.
Terlebih
lagi hal Itu tidak dilakukan kepada orang tertentu saja. orang kaya, haji,
ulama, orang jenius, tidak ada yang dikhususkan. Semua dia persilahkan
mendatangi rumahNya yang beragam dan tersebar di bumi untuk bisa bercengkrama.
Padahal
kita sebagai sesama makhluk saja, hanya untuk bisa berbincang dan membuat janji
susahnya minta ampun. Seakan-akan semua kesibukan kita adalah hal terpenting. Lantas
kita masih saja memberikan cinta kepada sesama makhluk yang lebih sering
mementingkan diri. Ditemui susah, rumah saja dibuat pagarnya tinggi-tinggi dan
pagar ditutup, padahal cuma punya rumah satu. Sombong sekali ya.
Masihkah
kita akan berpaling dari CintaNya. Yakinlah tidak akan ada rasa sesal jatuh
cinta kepadaNya dengan sepenuh hati. Bahkan setiap yang dilakukan
dipersembahkan untukNyapun kita tidak akan rugi. Bukan hanya sekedar memberikan
coklat di hari yang “katanya sih” kasih sayang nggak jelas dan kampungan itu.
Dia bahkan membuka kasih sayangnya setiap hari bahkan setiap detik dari bangun
tidur sampai tidur lagi.
Jatuh
cinta kepadaNya memang sungguh nikmat. Ketika malam, bangun, curhat kepadaNya
dengan air mata berlinang atau perasaan tenang bahagia. Sungguh dia memberikan
jawaban atas semua curhat kita. Tidak sekedar membuat status diumbar, lalu
dijadikan aib bagi banyak orang, syukur-syukur jika ada yang mau memberi
solusi, kalau hanya mencemooh dan menghina diri apa bagusnya?
Terbukti
memang jatuh cinta bukanlah sebuah pilihan. Karena hanya SANGAT AMAT KHUSUS
kepadaNYA, tidak perlu memilih untuk memeberikan rasa cinta. Bahkan jika semua
cinta yang dipunya diambil paksa olehNYA tak akan ada kerugian sedikitpun.
Kekurangan
rezekipun tak pernah dipersulitnya. Dengan rahmat cintaNya, dia membolehkan
kita untuk bersedekah di awal pagi hanya dengan menyisihkan waktu sebentar
dengan meminta kepadanya. Apakah terlalu berat? Coba hitung, sebanyak apakah
permintaan dariNya untuk ditemui dibandingkan permintaan kita yang terus
menerus tiada henti. Bahkan sering permintaan kita pun hanyalah untuk
kepentingan diri, namun DIA tidak pernah menurunkan kadar CintaNYA kepada kita
semua.
Yakinlah
ketika kita merasa semuanya kurang, bukan cintaNya yang menghilang, tapi diri
kita yang tidak pernah datang kepadaNya untuk mengagungkan cinta yang
diberikanNYA.
Masih
kah sombong diri ini untuk terus berkutat kepada diri sendiri akan merasa
bangga dengan kemampuan yang dimiliki. Padahal untuk memberikan ketenangan
cukup ingat dirinya dan memujinya sebanyak dan sesering mungkin.
Lha kita,
minta tolong teman saja terkadang sulitnya minta ampun, boro-boro ditolong di
respon aja alhamdulillah ya.
Jadi,
sudah sejauh mana kita jatuh cinta kepada Allah? kalau belum sama sekali masih
ada kesempatan kok selama masih hidup. Jangan sia-siakan cintaNYA, hanya
karenanya. Ingat, hidup Cuma sekali, jadi hiduplah dengan makna dan berarti.
Salam
Kebaikan