Sabtu, 04 Maret 2017

Cukup Dalam Satu Hari



Ada yang sedang galau atau resah?

Habis mendapatkan musibah, atau sesuatu yang tidak mengenakkan sampai-sampai mengganggu pikiran?


Jika ada bersyukurlah, karena tandanya masih memiliki perasaan untuk dirasakan. Namun apakah kita akan memilih untuk cepat ditinggalkan, atau akan didiamkan berkelanjutan sampai membuat air mata terus bercucuran?

Jika sedang menemukan masalah yang membuat kamu merasa susah sampai benar-benar marah kecewa dan sedih, cepat selesaikan dan tuntaskan semuanya cukup dalam satu hari.

Apakah tidak cukup? Lantas mau berapa lama merasakan semua itu dalam kegalauan di dalam hati? Rasanya masih banyak hal yang lebih penting dan baik untuk dilakukan daripada sekedar terus merenung akan sesuatu yang bikin pusing dan bingung.

Jika dalam satu hari itu kamu mendapatkan sesuatu yang tidak mengenakkan, keluarkan semua apa yang kamu bisa untuk menyelesaikannya hari itu juga. Jika dibiarkan berkepanjangan hanya akan menjadi sebuah endapan yang terpendam.

Bagaimana caranya? Mungkin itu yang terlintas di benak kamu sekarang.

Misal saja pagi hari kamu habis kecelakaan (semoga tidak ada yang terjadi ya). Kamu sedang buru-buru akhirnya terlambat. Motor rusak, pas pula ketika akhir bulan. Serba bingung dengan hari yang kacau dimulai dari pagi. Kira-kira bagaimana perasaan kamu?

Campur aduk itu pasti, namun pilihannya kembali lagi kepada diri sendiri. Ingin menjadikan awal pagi yang suntuk itu berlanjut terus, atau cukup menjadi beban satu hari itu saja?

Terkadang ketika terlalu fokus denagan suatu hal yang sebenarnya bisa dengan cepat diselesaikan namun terus menjadi beban pikiran, hal lain menjadi ikut terlibat. Tidak hanya itu, hal lain yang bisa diselesaikanpun menjadi terbengkalai.

Kalau saja setelah terjadinya kecelakaan, langsung ambil jalur damai diantara kedua pihak, lalu berobat, izin kelas atau dengan tempat kerja. Motor kalau belum bisa diperbaiki, bawa kerumah saja dan biarkan, hubungi teman minta bantuan, entah itu mengantar atau berobat. Setelah kelar di pagi hari, siangnya langsung bekerja dan berbahagia lagi. Mudah kan?

Ah ngomong aja gampang?

Iya ngomong gampang kalau udah merasakan tentunya. Sekitar dua tahun lalu, hal mengejutkan ini terjadi. Kalau kata orang sekarang sih baper kali ya. Dibikin baper orang secara tiba-tiba, apalagi menurut kita orang itu memiliki 3C (Cakep, Cerdas, Coleha) maksa banget ya, hehe. Tentu kita yang siapa atuh ya, Al-Fatiha aja masih terbata-bata, haha.

Kalau saja bukan karena Allah yang mengingatkan dengan cara luar biasanya, tentu akan menjadi galau berkepanjangan, namun cukup dengan satu hari semua itu selesai. Bagaimana menghilangkannya? Kita yang muslim tentu sangat banyak fasilitas yang diberikan untuk menenangkan hati dan mengolahnya menjadi lebih baik.

Dari Tilawah, sampai sholat sunnah. Dari silaturahim sampai bersedekah kepada anak yatim. Itu sudah lebih dari cukup jika dilakukan akan bisa menenangkan hati dari segala bentuk kesusahan diri.

Begitu juga setiap keadaan yang saya hadapi yang itu akan membuat galau, baper, atau sejenisnya. Selain melepaskannya dengan memberi makan ruhani, jasmani pun tidak ketinggalan. Biasanya kalau sedang banyak pikiran, saya akan makan coklat dan banyak minum air, itu bisa menenangkan.

Terapi lainnya dengan menulis ini, entah itu di blog dengan tulisan bebas, ataupun terkonsep dengan menuliskan naskah yang masih terus dilanjutkan. Tak jarang juga bermain dengan anak-anak. Dari yang umur enam bulan sampai balita. Karena kepolosan seorang anak juga bisa menenangkan hati lho...

Nah, kembali kepada pilihan masing-masing kok atas apa yang sedang terjadi dengan diri ini. Kan udah dikasih tahu, kalau ada kesulitan pasti akan diberi kemudahan. Jika masalah dihadirkan berarti solusi pun juga sudah disediakan tentunya. Tinggal kamunya, mau mengambil atau tidak.

Salam kebaikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;