Kesukaan
membaca mulai ditularkan dan disalurkan. Memang, jika hal baik yang di lakukan,
akan bisa menjadi contoh yang baik juga. Selain itu, jika lebih segan untuk
menyuruh langsung, lebih baik tunjukkan saja dengan tingkah laku.
Dua
bulan ini, beberapa murid mulai ikut senang dengan bacaan yang saya bawakan.
Padahal jika mau dibandingkan dengan rating dan seberapa besar terkenalnya buku
itu, hanyalah tulisan teman-teman lokal saja, belum mencapai nasional dan masih
diterbitkan secara mandiri, namun sekali lagi selalu ingat bahwa tulisanpun
akan menemukan jodoh pembacanya.
Pertama
kali di semester lalu, adalah buku dari seorang penulis Bengkulu panisia
Julita. Dengan judulnya “Playboy berkedok Ikhwan” membuat salah seorang anak
murid tertarik langsung untuk membelinya. Maklum, melihat kata playboy remaja
yang sedang memasuki puncak masa puber tentu saja akan tergelitik penasaran.
Buku
berikutnya dengan judul “Stoples Pelangi Ayasofya” berhasil membuat beberapa
murid menjadi baper membacanya. Dengan setting luar negeri, dan alur yang cukup
menggantung. Di awal-awal setelah membacanya para murid ini menjadi penasaran
akan kelanjutan ceritanya, dan sempat kerepotan menjadi tempat curhat atas buku
ini.
Menjelang
semester dua ini, saya kembali membawa buku bacaan. Berawal dari hadiah yang
saya berikan kepada salah satu murid yang berhasil mendapatkan nilai 90.an
untuk mata pelajaran bahasa inggris, merambat ke teman-teman lain yang
penasaran dengan isi ceritanya.
Lagi-lagi
masa puber mereka membuat diri ini tergelitik untuk tertawa melihat respon
melihat buku yang menjadi hadiah itu, “Samudera Setengah Abad” dari Khoirunnisa
Nurul Habibatulloh.
“Covernya
aja udah bikin baper tad” Komentar salah satu murid ketika mulai membacanya.
Alhasil,
dua murid tergerak ingin membeli buku ini, karena alurnya yang menceritakan
tokoh utama dari masa remaja, membuat mereka merasa terbawa kedalam cerita.
Kata mereka sih nggak puas kalau Cuma pinjam, jadi pengennya beli. Yah sampai
sempat kerepotan dengan bujukan mereka untuk beberapa hal, hehe, maklum aja
kali ya.
Lalu,
salah seorang yang ingin bacaan dengan tema lebih memotivasi namun anak muda,
saya kasih saja buku “Manfaat Pacaran, Emang Ada?” karya Nova Winda Sari.
Sukses buku itu digilir untuk dibaca oleh mereka semua. Cukup mengena sepertinya
sampai-sampai beberapa teman merekapun disindir dengan beberapa kalimat dari
buku tersebut.
Terakhir
saya bawa dua novel lagi yang membuat mereka semakin baper. “Nantikanku di
Batas Waktu” dari Rosa Tri Melinda, yang membuat salah satu murid sampai
terbawa mimpi setelah membacanya. Haha, baper tingkat akut nih ya. Lalu ada
“Maasalamah Adelaide” yang sampai sekarang entah ditangan siapa karena digilir
untuk dibaca , hehe.
Iseng-iseng
saya tanya kepada mereka, apakah level buku dan bacaannya bagus dan sama saja
dengan yang lain?
Merekapun
mengiyakan. Bahkan menurut mereka lebih bagus kok dari beberapa buku yang
nampak terpampang di toko buku. Dari sini saya pun mensyukuri bahwa banyak
kualitas tulisan yang memang bagus, hanya saja memang tidak terpublish secara
besar. Kalau saja ada yang memperhatikan hal ini tentu akann menjadi hal yang
baik dan besar untuk digali.
Sekarangpun
sedang mendekati keluarnya karya-karya baru, sudah ada lima naskah yang siap
diproses, dari beberapa orang yang melakukan pelatihan siap untuk diluncurkan
dan diterbitkan tahun ini. Semoga menjadi kebaikan dan isinya berkah untuk
banyak orang ya.
Ada
yang mau ikut menyalurkan ide-ide luar biasanya untuk dituangkan dan dibentuk
menjadi naskah yang siap diterbitkan dan disebarkan ke khalayak umum. siapa
tahu tulisan kamu ketemu jodoh pembacanya ya.
Salam
kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar