Sabtu, 06 Juni 2020

Spoiler terakhir dari naskah ketiga yang terpendam : Bagian Ke Lima (Voldemort in Bengkulu)

Professor Al dan kelima pemain uji coba yang sekarang harus berhadapan dengan kenyataan yang tidak pernah terbayangkan.

Mobil Kijang putih berhenti tepat di depan Masjid dekat Lampu merah, yang posisinya tepat di seberang Gardu Listrik. Professor Al, Reno, Fathimah, Zaza, Zaid, dan sherly turun dari mobil dan langsung merasakan hawa dingin yang luar biasa, meskipun mereka sudah memakai jaket.

Mereka langsung melihat Voldemort yang sedang melayang di tengah Gardu Listrik sambil menyerap energi listrik yang ada. Dementor mengelilingi voldemort terlihat seperti memujanya. Semua kaki mereka gemetar. Fathimah dan Zaza sampai terduduk karena ketakutan, dan merekapun hanya mampu mengucap dzikir. Hal itu secara sekilas menjadi perhatian Sherly lagi. Meskipun secara mental dia masih sanggup berdiri melihatnya, namun hatinya sangat ketakutan.

“Prof, apakah kita akan berdiam diri saja tanpa melakukan apapun?” Reno yang juga sebenarnya ketakutan bertanya sambil tetap memandang kejadian mengerikan itu.

“Tidak tahu Reno, apa yang bisa saya pikirkan adalah kalian berlima bertarung melawannya seperti di game” dengan sedikit bingung professor menjawab Reno.

“Gila itu prof, kalau kami mati bagaimana?” Sherly yang merasa kurang setuju dengan hal itu memprotesnya.

“Ya, saya belum memikirkan lebih jauh. Tapi sudah ada jatuh korban, berdasarkan apa yang kami analisis dan teliti, kalian memiliki hubungan dengan kejadian ini. Dan ada peluang kalian yang bisa menyelesaikan ini” professor dengan bingung merespon apa yang disanggah Sherly.

Semua bingung dan hanya bisa diam, sementara Voldemort semakin menjadi-jadi menyerap energi listrik kalau dibiarkan Kota Bengkulu akan kehilangan energinya.

Avada Kedavra”

Secara mendadak Reno maju dan mengarahkan tongkat mekanik yang dibuat oleh AlCorp nya ke arah Voldemort dan kilatan cahaya hijau keluar dari tongkat Reno. Cahaya itu terpental dan tidak mengenai Voldemort. Ada pelindung di sekitarnya untuk menjaga Voldemort dari pengaruh energi luar.


Voldemort yang terganggu langsung menoleh ke arah Reno dan yang lain. Dan dia berdesis seperti ular, saat itu juga tujuh dementor yang mengelilinginya langsung melayang ke arah mereka.

Professor Al dan yang lain langsung lemas tanpa bisa bergerak. Reno yang masih berdiri langsung mengarahkan tongkatnya ke arah Dementor yang datang dan mengucapkan mantra yang sudah dilatihnya.

“Expecto Patronum”

Cahaya putih membentuk Rusa Jantan keluar dan menghalau para dementor untuk mendekat, tapi itu saja tidak cukup. Cahaya patronus Reno sudah mulai meredup.

“Teman-teman keluarkan mantra patronus kalian juga, aku tidak cukup kuat menahannya. Ayolah, InshaAllah ini bukan sihir yang seperti kita bayangkan, tongkat yang kita pakai juga dibuat dari bahan mekanik elektrik yang menyalurkan energi listrik dari game yang ada pada tubuh kita. Ayo teman-teman...!!!” sembari mempertahankan sihirnya, Reno berteriak kepada teman-temanya.

Sherly yang memang atheis langsung berdiri di samping Reno dan mengucapkan mantra seperti Reno, seekor cahaya yang berbentuk kelinci berlari melingkari Dementor terlihat seperti mengusirnya.

Zaid dan Zaza juga mulai berdiri dan mengucapkan mantranya Cahaya yang membentuk Singa jantan dan Kangguru keluar dan berdiri sejajar dengan Rusa dan kelinci Reno dan Sherly.

Perlahan Dementor itu mulai melemah, dan tidak mampu menembus benteng Patronus yang dibuat oleh mereka. Namun ketujuh dementor itu bergabung dan menjadi satu dementor yang besar dan membuat semua Patronus lenyap.

Seklai lagi Reno, Sherly, Zaza, dan Zaid berdiri sejajar dan mengucapkan mantranya dengan serentak,

“Expecto Patronum”

Sebuah cahaya berbentuk kubah cembung menyelimuti mereka namun belum cukup kuat. Sherly menoleh Fathimah dengan wajah memohon. Dengan berat hati Fathimah berdiri di samping Zaza dan membayangkan Kenangan sebelumnya, lalu mengucapkan mantranya,

“Expecto Patronum”

Seekor berang-berang raksasa yang terbuat dari cahaya keluar dari tongkat Fathimah. Yang akhirnya membuat Dementor terpecah kembali dan melayang balik ke arah Voldemort.

Voldemort menghentikan penyerapan listriknya. Dia mulai melayang turun ke jalan raya yang sepi, karena semua warga sudah memasuki rumah dan tidak ada yang keluar dengan peringatan sebelumnya.

Perlahan dia mulai jalan ke arah Reno dan kawan-kawan. Dengan tangannya dia membentuk sebuah tongkat dari kilatan listrik di telapaknya. Lalu mengarahkan tongkatnya ke arah Reno dan lainnya. Tanpa perlu mengucapkan mantra kilatan cahaya kuning keluar dari tongkat di telapaknya, mengenai ban mobil Professor yang langsung pecah dan meledak.

Voldemort semakin mendekati mereka yang bersembunyi di balik mobil.

“Dalam hitungan ketiga, langsung ucapkan mantra paling ampuh ya, seperti yang ku ucapkan di awal tadi,” Bisik Reno, semuanya mengangguk kecuali Fathimah. Hal itu tidak terlalu diperhatikan oleh Reno.

Langkah kaki Voldemort sudah mulai terdengar, dan hawa semakin dingin dengan Dementor yang juga mengiringinya.

Reno sudah siap dengan aba-abanya. Fathimah yang tetap bersikukuh tidak mau ikutan, duduk agak mundur diikuti Professor Al yang hanya bisa melihat.

“Satu...dua...tiga...”

Reno, Sherly, Zaza, dan Zaid berdiri langsung mengucapkan mantra sambil mengarahkannya ke arah voldemort.

“Avada Kedavra”

Empat cahaya hijau menuju ke arah Voldemort, dengan satu gerakan dia menepis semua itu. Kekuatan listrik yang di dapatnya cukup membantu menambah kekuatan yang ada pada voldemort.

Sekarang semuanya saling berhadapan di perempatan jalan. Voldemort mulai mengarahkan tongkatnya ke arah Reno dan yang lainnya. Ketika cahaya kuning keluar dari tongkatnya...

Allahu akbar...allahu akbar...”

Adzan Isya berkumandang, dan tiba-tiba cahaya kuning dari tongkat Voldemort menghilang. Voldemort pun merasakan sesuatu yang aneh, dan seketika dia melayang menjauhi tempat itu bersamaan dengan Dementor yang mengikutinya.

Suara adzan sudah memberikan pengaruh gelombang yang sangat kuat. Gelombang suara dari energi yang ada pada suara adzan yang dimaksimalkan dengan pengeras suara khusus ternyata mampu mengalahkan energi yang ada pada Voldemort.

Memang semua masjid di Bengkulu menggunakan pengeras suara yang mampu mengeluarkan energi listrik dari gelombang suara yang dihasilkan. Yang mana jika adzan berkumandang maka semuanya yang memiliki energi listrik yang sedang beroperasi akan terhenti sementara sampai adzan itu selesai. Hal itu menjadi sebuah pertolongan tidak terduga sebelumnya oleh Reno dan lainnya.

Mendengar Adzan itu, Fathimah yang dari tadi ketakutan menjadi tenang, dan menjadi yang pertama untuk langsung menuju masji dekat lampu merah Suka Merindu itu.

“Nah biar tenang yuk kita Sholat dulu” Ajak Fathimah kepada yang lain.

Reno yang dari tadi sempat cemas, malah sekarang melongo melihat Fathimah yang begitu santainya mengajak sholat. Zaza dan Zaid tanpa banyak bicara mengikuti Fathimah, dan Sherly menunggu di teras.

“Udah, tenangin diri dulu yuk Ren,“ Professor menepuk punggung Reno menenangkan lamunannya sesaat. Lalu mengikuti langkah Fathimah dan lainnya yang sudah menuju masjid untuk melakukan sholat isya.


0 komentar:

Posting Komentar

 
;