Senin, 08 Juni 2020

Memoriam di pertambahan umurku…

Assalamualaikum, sobat pembaca. Sesuai rencana, akan menulis tentang beberapa memoriam dengan angkatan 6. Sudah mulai berterbangan ide yang akan ditulis, dan akan dimulai dari topik ini terlebih dahulu.

Sebelumnya kenapa saya menulis berbagai moment dengan angkatan ini. Tak ada maksud apa-apa selain ya menulis saja. Ide bergulir saja ketika setelah angkatan yang tanpa peripsahan secara besar-besaran ini terjadi.

Adapun jika kenapa tidak menulis angkatan-angkatan sebelumnya. Jika ditelusuri, ada kok beberapa tulisan terkait dengan kejadian-kejadian yang dialami oleh angkatan sebelumnya. Dan juga setahun semenjak tahun lalu juga sedang break nulis, jadi ya bukan sengaja ya, hehe (karena ada alumni yang bertanya, J)

Nah, apa sih yang mau saya ceritakan malam ini. Tak ada yang spesial, selain berhubungan dengan hadiah. Alhamdulillah banyak hadiah yang selalu para anak murid dan orangtua berikan disetiap waktu yang takkan bisa tergantikan. Namun momen kali ini saya hanya ingin membahas di momen pertambahan umur saya.

Setiap tahun terhitung tiga tahun lalu disetiap umur bertambah, selalu ada satu orang yang tak pernah terduga memberikan kado sederhana. Memang saya mulai mencoba untuk tidak ada perayaan dan peringatan berlebihan dengan hal ini. Karena tidak diajarkan. Namun selalu mencoba mensyukuri dengan cara sendiri.

Dimulai ketika 5 september 2018. Saat itu masih dua bulan pertama dalam proses pembelajaran. Mendapatkan satu hadiah berbentuk bunga, yang mana juga ini bunga pertama yang pernah didapat. Tentunya bunga sintetis ya, hehe. Dikasih sama Afifah, si 50 kilo (begitu julukan yang diberikan karena BB.nya hihi).


Sempat salah paham oleh adek kelasnya, karena dikira suka sama guru. Haha, padahal saat itu yang dikasih oleh Afifah lebih dari dua orang yang ultahnya berdekatan. Emang gaya anaknya aja suka gitu.

Masih di momen 5 september 2018. Di bulan ini sedang masa transisi emosi karena sedang mendapat tekanan akan sesuatu. Yang mengakibatkan memberikan suasana tidak menyenangkan untuk beberapa guru sampai dipanggil kepala sekolah, dikiranya da maslaah dengan sekolah. ups, hehe.

Meski di depan murid mengajar dengan gembira dan bahagia. Namun selepas itu ekspresi muka kembali murung dan frustasi. Karena sedang banyak hal terjadi yang mana tidak ada hubungan dengan sekolah sama sekali, hanya saja efek dan dampak yang saya lempar malah terasa oleh kawan-kawan sendiri.

Saat itu sedang berjalan turun dari arah kantor menuju toilet. Lewat dikelas talamidz (baca laki-laki) tiba-tiba seorang laki-laki putih dan agak tinggi memanggil.

“ustadz…ustadz”

Seketika berhenti dan menoleh. Oh Faizh rupanya.

“Apa iz” tetap dengan muka datar yang sedikit dipaksakan tersenyum menjawab.

“ini tadz” Faizh menyerahkan sebuah bungkusan kado rapi, “selamat ulang tahun ya tadz” kembali senyuman ringan nan tulus itu terlukis di wajah sederhananya.

Saya hanya bisa diam tanpa kata menjawabnya dengan senyuman. Singkat namun entah kenapa menjadi setengah pereda kegundahan hati kala itu. Alhamdulillah. Kado sarung itu sampai sekarang masih dipakai. Semoga ketika dipakai ibadah sampai kepadamu ya nak.

Lalu ketika mereka kelas Sembilan. 5 september 2019.

Saya sudah kembali mengajar angkatan ini, lebih tepatnya di kelas talamidznya.

Saat itu setelah sebulan berjalan pembelajaran. Di hari pertambahan umur secara hitungan masehi, kembali dikejutkan dengan hadiah unik yang tentu tak pernah terduga. Memang saya sudah memperhatikan ketika pelajaran saya, anak ini sibuk menggunting kertas, mengelem dengan lakban, namun tidak ketinggalan untuk memperhatikan semua bahasan soal yang ada.

Tak berpikir apa-apa hanya menganggap biasa saja. Mungkin lagi bosan jadi bikin mainan.


Setelah agak sore, menuju ashar dan jam pulang. Hampir mirip kejadian seperti Faizh ditahun sebelumnya. Saat itu baru saja turun dari arah kantor dan berjalan ke arah kelas yang paling ujung. Pas lewat di depan kelas talamidz angkatan ini seperti dejavu langsung dipanggil sama Imam Ropid, atau opik sapaan akrabnya.

“Tadz…tadz…” sembari memberikan sebuah tumpukan kertas “happy birthday yo tadz”

Saya terpaku sebentar dan menerima itu. Ternyata itu yang sibuk dibikin dari siang toh, hehe. Jazakallah ya nak. Sebuah flip kertas yang membentuk wajah senyum dan ucapan ultah. Unik dan pertama kali.

Untuk sarung dan barangnya tak bisa ditampilkan fotonya, karena sedang di tempat lemari dan penyimpanan, hehe.

So, itulah tiga barang yang pernah mampir di moment pertambahan umur secara masehi. Ah, plus satu lagi, sebuah kertas ukiran nama yang dibuat oleh Niswa. Yang dari Kpop sekarang tobat, tapi ngehalu ke Anime. Geleng-geleng aja mah.

Pada dasarnya mengingkari perayaannya pun ucapan ulangtahunnya. Semoga siapapun dimanapun dan kapanpun Allah selalu berkahi umur kita untuk menjadi kebermanfaatan bagi orang lain aamiin.


0 komentar:

Posting Komentar

 
;