Assalamualaikum, sobat pembaca. Sesuai rencana, akan menulis tentang beberapa memoriam dengan angkatan 6. Sudah mulai berterbangan ide yang akan ditulis, dan akan dimulai dari topik ini terlebih dahulu.
Sebelumnya kenapa
saya menulis berbagai moment dengan angkatan ini. Tak ada maksud apa-apa selain
ya menulis saja. Ide bergulir saja ketika setelah angkatan yang tanpa
peripsahan secara besar-besaran ini terjadi.
Adapun jika
kenapa tidak menulis angkatan-angkatan sebelumnya. Jika ditelusuri, ada kok beberapa
tulisan terkait dengan kejadian-kejadian yang dialami oleh angkatan sebelumnya.
Dan juga setahun semenjak tahun lalu juga sedang break nulis, jadi ya bukan
sengaja ya, hehe (karena ada alumni yang bertanya, J)
Nah, apa sih
yang mau saya ceritakan malam ini. Tak ada yang spesial, selain berhubungan
dengan hadiah. Alhamdulillah banyak hadiah yang selalu para anak murid dan
orangtua berikan disetiap waktu yang takkan bisa tergantikan. Namun momen kali
ini saya hanya ingin membahas di momen pertambahan umur saya.
Setiap tahun
terhitung tiga tahun lalu disetiap umur bertambah, selalu ada satu orang yang
tak pernah terduga memberikan kado sederhana. Memang saya mulai mencoba untuk
tidak ada perayaan dan peringatan berlebihan dengan hal ini. Karena tidak
diajarkan. Namun selalu mencoba mensyukuri dengan cara sendiri.
Dimulai ketika
5 september 2018. Saat itu masih dua bulan pertama dalam proses pembelajaran. Mendapatkan
satu hadiah berbentuk bunga, yang mana juga ini bunga pertama yang pernah
didapat. Tentunya bunga sintetis ya, hehe. Dikasih sama Afifah, si 50 kilo
(begitu julukan yang diberikan karena BB.nya hihi).
Sempat salah
paham oleh adek kelasnya, karena dikira suka sama guru. Haha, padahal saat itu
yang dikasih oleh Afifah lebih dari dua orang yang ultahnya berdekatan. Emang gaya
anaknya aja suka gitu.
Masih di momen
5 september 2018. Di bulan ini sedang masa transisi emosi karena sedang
mendapat tekanan akan sesuatu. Yang mengakibatkan memberikan suasana tidak
menyenangkan untuk beberapa guru sampai dipanggil kepala sekolah, dikiranya da
maslaah dengan sekolah. ups, hehe.
Meski di
depan murid mengajar dengan gembira dan bahagia. Namun selepas itu ekspresi
muka kembali murung dan frustasi. Karena sedang banyak hal terjadi yang mana
tidak ada hubungan dengan sekolah sama sekali, hanya saja efek dan dampak yang
saya lempar malah terasa oleh kawan-kawan sendiri.
Saat itu
sedang berjalan turun dari arah kantor menuju toilet. Lewat dikelas talamidz
(baca laki-laki) tiba-tiba seorang laki-laki putih dan agak tinggi memanggil.
“ustadz…ustadz”
Seketika berhenti
dan menoleh. Oh Faizh rupanya.
“Apa iz”
tetap dengan muka datar yang sedikit dipaksakan tersenyum menjawab.
“ini tadz”
Faizh menyerahkan sebuah bungkusan kado rapi, “selamat ulang tahun ya tadz”
kembali senyuman ringan nan tulus itu terlukis di wajah sederhananya.
Saya hanya
bisa diam tanpa kata menjawabnya dengan senyuman. Singkat namun entah kenapa
menjadi setengah pereda kegundahan hati kala itu. Alhamdulillah. Kado sarung
itu sampai sekarang masih dipakai. Semoga ketika dipakai ibadah sampai kepadamu
ya nak.
Lalu ketika
mereka kelas Sembilan. 5 september 2019.
Saya sudah
kembali mengajar angkatan ini, lebih tepatnya di kelas talamidznya.
Saat itu
setelah sebulan berjalan pembelajaran. Di hari pertambahan umur secara hitungan
masehi, kembali dikejutkan dengan hadiah unik yang tentu tak pernah terduga. Memang
saya sudah memperhatikan ketika pelajaran saya, anak ini sibuk menggunting
kertas, mengelem dengan lakban, namun tidak ketinggalan untuk memperhatikan
semua bahasan soal yang ada.
Tak berpikir
apa-apa hanya menganggap biasa saja. Mungkin lagi bosan jadi bikin mainan.
Setelah agak
sore, menuju ashar dan jam pulang. Hampir mirip kejadian seperti Faizh ditahun
sebelumnya. Saat itu baru saja turun dari arah kantor dan berjalan ke arah kelas
yang paling ujung. Pas lewat di depan kelas talamidz angkatan ini seperti
dejavu langsung dipanggil sama Imam Ropid, atau opik sapaan akrabnya.
“Tadz…tadz…”
sembari memberikan sebuah tumpukan kertas “happy birthday yo tadz”
Saya terpaku
sebentar dan menerima itu. Ternyata itu yang sibuk dibikin dari siang toh,
hehe. Jazakallah ya nak. Sebuah flip kertas yang membentuk wajah senyum dan
ucapan ultah. Unik dan pertama kali.
Untuk sarung
dan barangnya tak bisa ditampilkan fotonya, karena sedang di tempat lemari dan
penyimpanan, hehe.
So, itulah
tiga barang yang pernah mampir di moment pertambahan umur secara masehi. Ah,
plus satu lagi, sebuah kertas ukiran nama yang dibuat oleh Niswa. Yang dari
Kpop sekarang tobat, tapi ngehalu ke Anime. Geleng-geleng aja mah.
Pada dasarnya
mengingkari perayaannya pun ucapan ulangtahunnya. Semoga siapapun dimanapun dan
kapanpun Allah selalu berkahi umur kita untuk menjadi kebermanfaatan bagi orang
lain aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar