Jumat, 30 Juni 2017 0 komentar

Musibah? Nggak kok ngetes iman aja... (Ramadhan In Moment)

Bulan ramadhan seharusnya bulan pendidikan dan bulan berkah bukan? Namun bagaimana kalau ada yang mendapat musibah? Pertanyaannya yakin itu musibah?

Terkadang persepsi sempit kita karena kurang membuka pikiran mengartikan musibah dengan kesulitan, berkah dengan kemudahan. Padahal bisa saja sebaliknya. Seorang milyader dengan harta yang berlimbah apakah itu berkah? Bisa jadi musibah kalau ternyata itu seua hasil dari uang suap yang akhirnya mengantarkan kepenjara.
 
dari meme ikhwan akhwat/rege muslim indonesia (lupa salah satunya deh pokoknya, hhe)
Seorang yang buta mata, tidak bisa melihat dari lahir apakah musibah? Sebenarnya salah satu anugerah terbesar. Karena dengan butanya mata di selamatkan dari melihat hal yang haram dan maksiat. Diselamatkan dari melihat aurat bertebaran seperti fried chicken bahkan lebih murah. Kalau fried chicken aja harganya bisa dari tujuh ribu sampai puluhan ribu. lah aurat perempuan gratis kan,nggak rugi neng?

Nah, kembali dengan salah satu moment ramadhan. Saya mengalami hal yang membuat aya hanya menertawakan diri. Dan disanalah proses peningkatan iman sebenarnya. Adalah ketika di uji oleh sebuah kesulitan, apakah kita akan menjadikan sholat dan sabar sebagai penolong seperti yang tercantum di surat al-baqoroh. Karena jika kita membaca dan memaknainya dengan benar. Ujian akan kehilangan harta, jiwa, dan lainnya jelas-jelas akan terjadi.

So,siap nggak siap tergantung bagaimana kita menyikapinya kan. Nah rumus sederhana untuk menjadi sengsara dan bahagia yang masih saya ingat dari sebuah workshop Kang Nanang. Kalau dibikin kolomnya agak sulitlah ya disini, jadi dibikin narasi semoga tetap nyambung ya.

Nah, kalau tidak berdasarkan iman, jika mendapatkan kesulitan lalu kita mengeluh, mengumpat, menjelek-jelekkan orang lain, lalu ketika mendapat kemudahan luapa diri kikir, nah hasilnya akan menjadi sengsara kehidupan yang dijalani.

Sebaliknya, ketika kita mendapatkan kesulitan, disikapi dengfan sikap sabar dan penuh keyakinan, lalu saat mendapat kemudahan kita bersyukur, membagi kebahagiaan dengan orang lain, dengan izin Allah bahagia yang sukses akan kita dapatkan. Rumus sederhana, tapi berdampak luar biasa.

Nah, lalu sedikit moment ketika ramadhan yang saya rasakan. Lupa mana yang duluan tidak masalah ya. Moment pertama bisa di bilang ini penipuan berbentuk pulsa. Smsnya udah saya hapus, namun kurang lebih isi awalnya seperti ini.

“Assalamualaikum Usamah, ini K**** (nama disamarkan) bisa minta tolong belikan pulsa nggak?”

Nah, saya sempat kaget. karena nama yang digunakan adalah salah satu nama adik tingkat, yang juga cukup sering berkegiatan bersama, baik dari awal saya mengadakan pelatihan, dan juga sudah menjadi alah satu penulis keren. Yang membuat saya kaget karena memanggil nama saya saja. biasanya panggilnya pake kak, dan lagi nomernya beda.

Tapi karena penasaran saya pancing dulu awalnya.

“Oh iya, pulsa berapa mbak?”

Saya balas sms dengan memanggilnya mbak. Saya masih mencoba positive siapa tahu ada nama panggilan sama yang saya lupa. Seingat saya yang namanya saya kenal dengan panggilan itu Cuma satu orang. Tapi ketika saya balas seperti itu, saya cukup kaget karena sepertinya dia menanggapi dengan biasa.

“kalau tidak merepotkan, 100 ribu bisa?”

Ternyata dia merasa panggilan “mbak” itu biasa saja. akhirnya terus saja saya pancing. Saya mencoba menawar, 25 ribu. setelah agak lama, dia minta 50 ribu. saya menjadi lucu sendiri, tawar menawar dengan penipu ya. Saya sudah niat tetap akan beli pulsanya, yah mengetes. Benar-benar penipu atau bukan.

Sempat beliau mengatakan, bahwa akan menggantinya besok, dengan merubah panggilannya memakai “mbak”. Udah kepedean saya panggil mbak ternyata. Yah daris emua data dan analisis, pas sih kalau dibilang penipu. Setelah saya telpon saat selesai mengirimkannya pulsa langsung saja tidak aktif. Haha, ternyata benar-benar saya ditipu.

Andai saja dikemudian hari menghubungi lagi dan ternyata bukan penipu, wah saya harus minta maaf besar nih karena sudah mengatakannya dan dipublikasikan. Tapi sampai sekarang tidak ada sms konfirmasi lagi, ya sudahlah. Sekali-sekali ngerasain ditipu kan. Alhamdulillah dimudahkan allah untuk tenang. Apalagi sedang bulan puasa ya.

Setidaknya mencoba mengetes saja bahwa penipu bisa meminjam nama, tapi tidak akan bisa menembus sesuatu yang umum dan pribadi yang biasa di lakukan.

Nah yang kedua, adalah di moment 10 malam terakhir. Kalau tidak di malam pertama atau malam kedua lupa deh. Nah posisinya sedang sholat di salah satu masjid di Bengkulu. Sampai setelah taraweh dan tengah malam, salah satu barang yang saya bawa masih ada dan aman. Namun setelah sahur dan ketika akan sholat shubuh hilang.

Barang ini bagi kebanyakan orang akan rugi sekali tentunya. Barang bermerek yang lumayan juga harganya. Tapi entahlah, mungkin udah terapi bahagia ya, malah yang terucap alhamdulillah. Dua teman saya malah heran dan bingung. Yah barang juga kan dari Allah, kalau diambil Allah lagi nggak usah risau toh. Mereka berdua hanya terbengong mendengar penuturan saya itu.

Lalu yah bahagia aja lah. Uang, barang, nggak usah risau banget kalau hilang. Kalau iman yang hilang nggak balik lagi nah baru dah galau, risau, gundah gulana. Iman kita akan diuji, dengan kemudahan kalau terlena berarti iman kita masih segitu. Dengan kesulitan, kalau galau dan frustasi, berarti iman juga tidak naik.

Jadi intinya, apapun itu nikmati aja. Kekuatan sederhananya, apapun kembalikan kepada Allah, inshaAllah selesai deh urusannya. Hatipun tenang.

Wallahua’lam. Salam kebaikan.
0 komentar

443, 222221, 22223 ? (Ramadhan In moment)



Kalau berkaitan dengan ramadhan angka yang menjadi judul tentu sudah pada tahu semua kemana arah tulisan ini ya. Yaps betul tentang sholat taraweh. Yah harusnya tidak ada yang perlu diperdebatkan dan di perselisihkan lagi hal tentang ini. Ikuti yang di yakini selama ada dalil syar’i titik, udah gitu aja.
 
Sketsa Islam, M. F. Kamal
Nah, jumlah rakaat sholat taraweh yang pada umumnya mengerjakan 11 rokaat ini sudah sejak lama adanya. Mau 4 taraweh 4 taraweh 3 witir ya boleh silahkan. Atau 2 taraweh lima kali dengan 1 witir juga monggo. Atau 2 taraweh empat kali, lalu ditutup 3 witir juga alhamdulillah.

Yang menjadikan bilangan pembagian rokaat ini salah hanya karena kita yang kurang ilmu dan tidak mau menanyakan kepada mereka yang berbeda mengerjakan. Jadi yang menyalahkan dan mengambil kesimpulan adalah diri kita sendiri, yang kadang tidak berdasarkan rujukan yang kuat.

Kita mah senengnya ngomongin orang, apa-apa kalau tidak sama dibilang salah yang parahnya kafir. Aduduh.

Masih selalu ingat kutipan kalimat ini “Di zaman rasul dulu, dakwahnya mengislamkan orang kafir, lha kita sekarang mengkafirkan orang islam” semoga kita tidak termasuk yang kedua ya.

Nah kembali dengan jumlah sholat taraweh diatas, sekali lagi seharusnya tidak perlu menjadi bahan yang diributkan setiap tahunnya. Mungkin yang belum di coba adalah yang 23 rokaat saja. saya juga menuliskan tiga bentuk pembagian rokaat itu karena itulah yang saya rasakan selama ramadhan ini. Baik menjadi imam dan makmum sudah menikmati ketiga bentuk itu.

Tidak perlu risau, kalau menjadi makmum ya mengikuti imam dong. Masa memakai pembagian dan jumlah sendiri. Mending sholat sendiri aja kan. Nah kalau menjadi imam yang bukan di daerah kita, harus tanya dulu dengan jamaah yang ada di sana menggunakan pembagian yang seperti apa yang biasa di lakukan. Selama tidak melanggar syari’at tidak masalah melakukan yang manapun.

Baiknya memang kita mengikuti apa yang sudah biasa di daerah tempat kita bermukim dalam melakukan sesuatu. Ditakutkan jika melakukan yang cukup di luar kebiasaan atau sepengetahuan mereka, akan menjadi perelisihan yang seharusnya tidak perlu.

Nah sedikit hal ini semoga tidak menjadi perdebatan apalagi perselisihan ya. Selesailah ramadhan tahun depan tidak perlu bingung dapet sholat yang pecahan rokaatnya seperti diatas. Kalaupun memang punya pegangan kuat atas dalil dan contoh yang diyakini ya udah ikuti dimana sesuai dengan yang yakin, tidak perlu mencari kesalahan orang ya.

Kalimat ini memang sudah sering kita baca dan di dengar. “Islam itu sempurna, tapi saya tidak. Jika ada yang salah jangan salahkan islamnya, tapi salahkan saya saja”

Semoga dengan ini bisa menjadikan kita lebih baik lagi dalam bersikap. Karena kita bukan makhluk yang sempurnna dan pasti berbuat salah. Daripada mencari kesalahan orang lain, lebih baik melihat kesalahan diri sendiri. Sepakat ya...

Wallahua’lam, Salam kebaikan.
Rabu, 28 Juni 2017 0 komentar

Keajaiban Al-Quran di Awal ramadhan



Tulisan yang sengaja saya tulis selepas ramadhan ini biar jadi review aja. Siapa tahu masih ada juga yang mengingat moment-moment di ramadhan yang tidak bisa hilang begitu saja. apalagi kalau moment yang dirasakan adalah moment yang baik dan berkesan.

Jika bercerita di awal-awal ramadhan tahun ini, (duh nggak kerasa bnaget ternyata emang udah satu bulan lewat ya) hal sederhana saya rasakan yang membuat menyerahkan semuanya kepada sang penguasa alam semesta, dan juga mejadikan Al-Quran sebagai obatnya.

Nah di minggu awal ramadhan, selama tiga hari saya merasakan nyeri yang lumayan perih di lambung. Sempat bingung karena ini mendadak dan tiba-tiba. Seingat saya saat itu hari jumat. Sehabis sholat jumat saya langsung seperti orang puasa yang lemes banget, padahal tenaga masih banyak.

Bukan maksud untuk menceritakan penyakit, tapi apa yang saya rasakan sungguh secuil dari sebuah keajaiban Al-Quran.

Sampai sore masih terasa nyeri, namun setelah ashar tetap saya paksakan untuk pulang selepas dari sekolah. Besoknya masih terasa juga nyeri itu. Namun selepas shubuh saya membaca al-quran ada sedikit kelegaan yang dirasakan. Meskipun ketika siangnya kembali terasa perih.

Semenjak meyakinkan diri bahwa segala penyakit bersumber dari kesalahan dan maksiat diri, serta penyembuhnya hanyalah Allah dan melalui Al-quran, kurang lebih tiga tahun belakang, seingat saya hampir tidak pernah lagi mengkonsumsi obat kimia.

Akhirnya, sabtu siang, merenunglah dengan diri sendiri. Mencari kesalahan yang terjadi dan beristighfar sebisa mungkin. Alhamdulilllah lagi-lagi ada sedikit kelegaan, tapi tetap belum hilang. Melihat info kajian sore di masjid kampus, langsung sehabis ashar meluncur ikut nimbrung sanlat anak-anak kerohanian kampus. Haha berasa muda lagi lah ya.

MasyaAllah, bahasan saat itu kembali tentang Al-Quran. Sebelum mulai acara saya mencoba saling cek hafalan bersama seorang adik tingkat, Alhamdulillah, atas izin Allah sakit yang awalnya perih, di tengah murojaah malah tidak terasa sama sekali. Dan ketika mengikuti kajian quran sampai selesai benar-benar tidak terasa nyeri sama sekali. Allah maha besar.

Namun, belum hilang rasa nyeri dan sakit di lambung ini. Masih teringat sehari sebelumnya kata seorang adik tigkat bahwa ini hanyalah pengeluaran racun diawal puasa, atau disebut detoksinifikasi (kalau salah benerin ya)

Minggu, saya melihat ada info tadabur quran, dan surat yang saya suka. Setelah sedikit tanya-tanya tentang kajiannnya, membulatkan tekad untuk ikut besoknya, sekalian bertemu janji dengan seorang ustadz akan sesuatu.

Pagi hari ketika akan berangkat, kembali rasa perih itu terasa, hampir saja tidak jadi untuk pergi, namun dengan bismillah saya memacu gas motor untuk berangkat. Ketika menunggu teman di persimpangan, saya coba dengan beberapa istighfar lalu kembali membuka mushaf quran untuk dibaca. MasyaAllah, lagi-lagi berkurang kembali rasa perih dan sakit di lambung yang saya rasakan.

Setelah tidak pula muncul, saya langsung berangkat sendiri.

Setelah setengah jam perjalanan, sampailah saya di lokasi kajian quran. Alhamdulilllah belum terlambat. Ketika di awal-awal kembali memegangi perut yang terasa perih. Lalu saat mulai saya ikuti dengan cukup berat, karena lambung yang masih belum pulih.

Pembahasan surat Al-Kahfi yang cukup menghanyutkan sempat membuat terlena, lalu di tengah materi perlahan kembali berkurang rasa sakit ini. Kali ini bernar-benar berkurang. Lalu setelah dzuhur kembali dilanjutkan dengan pembahasan surat Al-Mulk. Cara ustadz yang membawakan dengan semangat membuat saya ikut melihat, dan Alhamdulillah, setelah selesai kajian, penyakit ini benar-benar hilang rasanya di perut.

Selian mendengar bacaan quran para tahfidz disana, mengikuti kajiannya juga menenangkan. Ditambah dengan sedikit muhasabah diri tentang kesalahan yang sudah di perbuat, menjadikan diri semakin berserah kepada Allah.

Dan kali ini saya benar-benar semakin yakin dengan Al-Quran sebagai penyembuh. Mungkin memang sulit jika kita tidak benar-benar yakin. Sampai seorang pernah mengatakan, bahwa iman seseoranglah yang menentukan apakah alquran akan berefek baginya atau tidak dalam setiap kondisi. Jadi bisa saja iman saya yang masih sedikit maka dari itu tidak mendapatkan efek dari alquran scara langsung dan cepat.

Wallahua'lam, Salam kebaikan
Selasa, 20 Juni 2017 0 komentar

Islam Memang Mengajarkan Kebencian Kok...



Katanya banyak yang mengatakan sekarang sedang gencar-gencarnya islamophobia. Bukan sekarang aja, bahkan dari dulu. Apalagi semenjak kejadian 9/11 di amerika, wuih islam seolah-olah sebuah pemahaman yang mengajarkan kebencian dan kejelekan.
 
Dari Internet, Sketsa Islam Kita, by M. F. Kamal

Eh, kalau menurut saya sih memang. Islam itu mengajarkan kebencian kok. Bahkan firman-firman yang diperintahkan kepada umat islam memang banyak berisi kebencian. Entah secara maksud apa yang diahami orang-orang di luar sana yang mengatakan islam itu kejam, tapi saya dalam pandangan sendiri memang sepakat dengan itu, Islam itu kejam.

Lihatlah yang kata mereka orang islam ummul kitab. Di surat pertama ini saja sudah ada kata hinaan untuk orang-orang tertentu. Pada ayat ketujuh, pada bagian akhir salah satu mushaf  terjemahan berisi seperti ini “jalan orang-orang yang telah engaku beri nikmat kepadanya, bukan mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka orang-orang yang sesat”

Nah di awal kitab mereka saja sudah membuat kotak untuk menunjuk ada orang-orang yang dimurkai dan sesat. Sungguh terlalu kan ajaran umat islam ini? Makanya orang islam yang taat tidak berani menduakan tuhannya sedikitpun. Menyerahkan semua ketergantungannya hanya kepada Allah. karena mereka tidak mau dikatakan orang yang dimurkai dan sesat.

Itu baru satu ayat, belum yang lain. Ini lagi di ayat lainnya mengatakan pada ayat ke tiga surat as-saff : “sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan”  lihat, betapa parahnya ajaran kebencian ini. Wajar saja orang yang dikatakan munafik, yang berbohong sering mendapat kesusahan dan tidak tenang hidupnya. Tuhannya orang islam membencinya lho. Ya itu Korupsi, suka nyontek dan lainnya, ngomong doang tapi tidak ngelakuin. Siap-siap aja dibenci ..

Wajarlah orang islam yang beriman tinggi menunjukkan perkataan yang jujur dan melakukan apa yang dikatakan. Dan pantas saja mereka memiliki model yang diikuti karena kejujurannya yang sangat tinggi. Katanya sih diapnggil Nabi Muhammad. Kalau baca cerita atau sejarahnya idola orang islam ini bukan orang terkenal malah banyak yang membencinya kok.

Dari kaumnya bahkan petinggi-petinggi negaranya. Mereka tidak suka dengan ajaran yang dibawa Muhammad ini. Yah wajar sih karena memang mengajarkan kebencian kan?

Ajarannya benci kepada mereka yang menyembah bukan kepada tuhan yang maha esa. Yaitu kepada berhala-berhala yang tidak jelas. Dibikin dengan tangan sendiri, di pahat sendiri, lalu disembah sendiri berharap ada keberkahan yang diberikan oleh apa yang mereka buat. Haha wajar saja, jangankan ajaran islam, saya saja berpikir itu tidak masuk akal.

Tapi tetap saja, jika kita pelajari makin banyak kebencian yang dilayangkan ajaran Islam bukan hanya ke orang-orang yang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang ada, tapi kepada hal lainnya juga.

Cerita salah satu nabi yang saya lihat terjadi di masa kini. Nabi luth, pada tahu nggak? Saya juga belum lama mencari tahu. Masa itu ceritanya sih, pada suka sesama jenis kaumnya, yang lalu dilaknat dengan adzab luar biasa. Ada yang bilang hujan meteor, ada yang bilang batu dan sebagainya.

Intinya bagi orang islam menyukai sesama jenis itu hal yang dilarang dan tidak di sukai. Yah bayangkan saja sih, laki-laki dan laki-laki mana yang mama dan papa kan kalau menikah. Malah membuatnya semakin membingungkan. Yah entah ketidak sukaan dari ajalan islam sendiri atau tidak, itu yang kalian pahami sendiri lah ya.

Hm, sedikit ini sudah mampu membuat saya sadar bahwa Islam memang mengajarkan dengan tegas dan keras agar ada kebencian yang bisa menjadi benteng utuk mencegah keburukan diperbuat. Dan Islam juga mengajarkan untuk benci kepada sifat keburukan bukan objeknya.

Beda dengan kita, baru LIHAT saja, baju gamislah, pakai cadarlah, suka ngaji, rajin kemasjid, dibilang SESAT dan TERORIS. Itu yang ngomong apalagi ada tangkap-menangkap dijamin otaknya sedang tidak berfungsi deh. Kalau islam, berarti mereka tidak belajar menebar kebencian dari yang islam persembahkan.

Yah, sekali lagi mari sadari sama-sama bahwa Islam mengajarkan kebencian itu tidak salah. Yang salah kita menerapkannya tidak sesuai ajaran Islam. Apalagi yang memotong ajaran hanya pada bagian enaknya saja. yah, semoga kamu yang masih tidak paham, segera dipahamkan ya. Kasihan makin dibenci sama Tuhannya orang Islam, tidak melakukan ibadahnya,  sok berbicara kebenaran, eh lampu merah aja diterobos, mikir oy mikir.

Semoga kemudahan ada pada diri kita semua, Salam kebaikan.
 
;