Rabu, 28 Juni 2017

Keajaiban Al-Quran di Awal ramadhan



Tulisan yang sengaja saya tulis selepas ramadhan ini biar jadi review aja. Siapa tahu masih ada juga yang mengingat moment-moment di ramadhan yang tidak bisa hilang begitu saja. apalagi kalau moment yang dirasakan adalah moment yang baik dan berkesan.

Jika bercerita di awal-awal ramadhan tahun ini, (duh nggak kerasa bnaget ternyata emang udah satu bulan lewat ya) hal sederhana saya rasakan yang membuat menyerahkan semuanya kepada sang penguasa alam semesta, dan juga mejadikan Al-Quran sebagai obatnya.

Nah di minggu awal ramadhan, selama tiga hari saya merasakan nyeri yang lumayan perih di lambung. Sempat bingung karena ini mendadak dan tiba-tiba. Seingat saya saat itu hari jumat. Sehabis sholat jumat saya langsung seperti orang puasa yang lemes banget, padahal tenaga masih banyak.

Bukan maksud untuk menceritakan penyakit, tapi apa yang saya rasakan sungguh secuil dari sebuah keajaiban Al-Quran.

Sampai sore masih terasa nyeri, namun setelah ashar tetap saya paksakan untuk pulang selepas dari sekolah. Besoknya masih terasa juga nyeri itu. Namun selepas shubuh saya membaca al-quran ada sedikit kelegaan yang dirasakan. Meskipun ketika siangnya kembali terasa perih.

Semenjak meyakinkan diri bahwa segala penyakit bersumber dari kesalahan dan maksiat diri, serta penyembuhnya hanyalah Allah dan melalui Al-quran, kurang lebih tiga tahun belakang, seingat saya hampir tidak pernah lagi mengkonsumsi obat kimia.

Akhirnya, sabtu siang, merenunglah dengan diri sendiri. Mencari kesalahan yang terjadi dan beristighfar sebisa mungkin. Alhamdulilllah lagi-lagi ada sedikit kelegaan, tapi tetap belum hilang. Melihat info kajian sore di masjid kampus, langsung sehabis ashar meluncur ikut nimbrung sanlat anak-anak kerohanian kampus. Haha berasa muda lagi lah ya.

MasyaAllah, bahasan saat itu kembali tentang Al-Quran. Sebelum mulai acara saya mencoba saling cek hafalan bersama seorang adik tingkat, Alhamdulillah, atas izin Allah sakit yang awalnya perih, di tengah murojaah malah tidak terasa sama sekali. Dan ketika mengikuti kajian quran sampai selesai benar-benar tidak terasa nyeri sama sekali. Allah maha besar.

Namun, belum hilang rasa nyeri dan sakit di lambung ini. Masih teringat sehari sebelumnya kata seorang adik tigkat bahwa ini hanyalah pengeluaran racun diawal puasa, atau disebut detoksinifikasi (kalau salah benerin ya)

Minggu, saya melihat ada info tadabur quran, dan surat yang saya suka. Setelah sedikit tanya-tanya tentang kajiannnya, membulatkan tekad untuk ikut besoknya, sekalian bertemu janji dengan seorang ustadz akan sesuatu.

Pagi hari ketika akan berangkat, kembali rasa perih itu terasa, hampir saja tidak jadi untuk pergi, namun dengan bismillah saya memacu gas motor untuk berangkat. Ketika menunggu teman di persimpangan, saya coba dengan beberapa istighfar lalu kembali membuka mushaf quran untuk dibaca. MasyaAllah, lagi-lagi berkurang kembali rasa perih dan sakit di lambung yang saya rasakan.

Setelah tidak pula muncul, saya langsung berangkat sendiri.

Setelah setengah jam perjalanan, sampailah saya di lokasi kajian quran. Alhamdulilllah belum terlambat. Ketika di awal-awal kembali memegangi perut yang terasa perih. Lalu saat mulai saya ikuti dengan cukup berat, karena lambung yang masih belum pulih.

Pembahasan surat Al-Kahfi yang cukup menghanyutkan sempat membuat terlena, lalu di tengah materi perlahan kembali berkurang rasa sakit ini. Kali ini bernar-benar berkurang. Lalu setelah dzuhur kembali dilanjutkan dengan pembahasan surat Al-Mulk. Cara ustadz yang membawakan dengan semangat membuat saya ikut melihat, dan Alhamdulillah, setelah selesai kajian, penyakit ini benar-benar hilang rasanya di perut.

Selian mendengar bacaan quran para tahfidz disana, mengikuti kajiannya juga menenangkan. Ditambah dengan sedikit muhasabah diri tentang kesalahan yang sudah di perbuat, menjadikan diri semakin berserah kepada Allah.

Dan kali ini saya benar-benar semakin yakin dengan Al-Quran sebagai penyembuh. Mungkin memang sulit jika kita tidak benar-benar yakin. Sampai seorang pernah mengatakan, bahwa iman seseoranglah yang menentukan apakah alquran akan berefek baginya atau tidak dalam setiap kondisi. Jadi bisa saja iman saya yang masih sedikit maka dari itu tidak mendapatkan efek dari alquran scara langsung dan cepat.

Wallahua'lam, Salam kebaikan

0 komentar:

Posting Komentar

 
;