Minggu, 19 Februari 2017

Ternyata ada yang kecewa.



Huh, dua minggu libur menulis ternyata ada sesuatu yang hilang pake banget. Jujur saja, ide banyak berseliweran silih berganti, tapi apa daya ketika harus melakukan sesuatu yang lebih penting dan urgent. Namun ini semua tidak bisa dijadikan alasan ya, tetap saja saya yang salah karena tidak bisa mengatur waktunya kan.


Nah, kembali memaksakan diri menulis, menggunakan 30 menit waktu sebelum maghrib. Sederhana saja untuk memulai menulis yang sempat terdiam. Selain itu kembali mengisi pelatihan menulis yang akan dilakukan dua bulan ini, rasanya hanya menjadi omong besar jika yang menyuruh tidak ikut menulis kan?

Sore ini pulang dari masjid DU, setelah saling bercerita dan bersilaturahim dengan teman-teman disana menambah banyak pencerahan dan ilmu baru.

Setelah tadi pagi melaksanakan jalan santai dalam acara MILAD Sekolah yang kelima sekaligus promosi untuk penerimaan siswa baru, langsung berpindah tempat ke masjid DU. Menikmati tidur sebelum dzuhur dengan angin yang semilir membuat tubuh merasa cukup beristirahat.

Ketika pulang diantar oleh Agung, bertemu dengan salah satu adik tingkat, yang sekarang sudah memiliki posisi di kampus. Wakil gubernur FISIP, atau yang biasa dipanggil Ferry. Memanggil saya dengan sebutan sensei, yang sebelum dirinya, hanya satu orang yang terus memanggil saya dengan panggilan ini. Sekarang sudah ada beberapa juga yang mulai memakai panggilan ini. Hal itu membuat saya tersenyum dan melambaikan tangan kepadanya.

Setelah beriringan, terlontarlah satu ucapan yang membuat saya jleb banget,

“Kak, mana tulisan di blognya idak muncul lagi, aih, kecewa rasonyo...”

Mendengar perkataan itu membuat saya seperti menghilangkan tanggung jawab sebagai seorang penulis kepada pembacanya. Meskipun baru penulis pemula.

“Lagi ada yang di urus fer, tulisannya udah ada, tapi belum di post aja ya, hehe”

Saya jawab pendek, merasa malu dengan mereka yang ternyata suka membaca tulisan sederhana ini. Ah, andai saja lebih konsisten. Harus lebih memperbaiki diri lagi kalau seperti ini.

Tidak lama itu, Agung yang mengantar saya pulang pun berkomentar,

“Tulisan kakak bagus kok kak,”

Mak Jleb yang kedua. Duh, merendahkan diri melulu tanpa memikirkan apa yang orang lain pertimbangkan. Dua komentar itu sudah cukup untuk membuat saya memulai lagi memaksakan diri untuk menulis. Kembali lagi teringat dengan target 430 tulisan blog di tahun ini.

Yang namanya semangat memang tidak ada yang tahu kapan datang dan munculnya. Terkadang bisa tiba-tiba, tak jarang juga dengan terencana. Namun dibalik itu semua, setiap yang kita lakukan, ingatlah ada selalu orang yang menikmatinya, apalagi kalau itu adalah sebuah kebaikan.

Sudah berani memulai jangan mudah untuk berhenti. Selesaikan dengan pasti meski harus dengan tertatih.

Yah tulisan singkat ini, sedikit tidak jelas memang, hehe. Sebuah lecutan saja untuk membuat saya kembali menulis dan mempublish ide-ide pikiran yang bersemayam di kepala. Mohon doanya agar bisa terus itiqomah dan konsisten ya. Setidaknya kecepatan mengetik belum hilang, hehe.

Salam kebaikan

0 komentar:

Posting Komentar

 
;