Banyak
yang bilang kalau ingin mudah menulis maka perbanyaklah membaca. Bahkan dalam
wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi kita, Muhamaad SAW, perintahnya
adalah ‘Bacalah’. Lalu baru di ayat keempat membahas tentang pena (menulis).
Namun memang menulis tidak semudah yang
dibayangkan. Yap, ini sesuatu yang selalu hampir dipermasalahkan penulis
pemula. Sayapun termasuk diantaranya.
Menulis
katanya membutuhkan banyak hal teknis yang mampu membuat tulisan itu sarat
dengan makna dan isi. Kalau boleh menguip perkataan Andrea Hirata, salah satu
penulis nasional pernah mengatakan seperti ini.
“Ada
dua aspek yang perlu dimiliki oleh seorang penulis. Aspek Teknis dan
non-teknis. Aspek teknis seperti halnya teori menulis dan susunan cara menulis
itu bisa dipelajari dimanapun dan kapanpun. Nah, yang cukup berat dimiliki
adalah aspek non-teknis. Hal ini berkaitan dengan tekad dan semangat yang kuat
dalam menulis”
Rasanya
apa yang diungkapkan Andrea Hirata ada benarnya. Hal yang paling banyak membuat
seorang penulis berhenti ditengah jalan adalah tekadnya yang kurang. Menulisnya
hanya sekedarnya saja dan kapan mood. Sedangkan penulis lain pernah
berpendapat, bahwa tidak ada yang namanya mood di dalam menulis.
Mungkin
jadi pertanyaan. Kalo mood sedang jelek tulisannya nanti nggak bagus dong?
Nah
disinilah bagaimana caranya diri kita melatih untuk bisa menulis dalam kondisi
apapun. writer block, macet, atau apalah namanya pasti akan dirasakan oleh kita
sebagai penulis. Untuk naik level dan kelas tentunya harus bisa melewati itu
kan?
Kembali
dengan judul keterkaitan antara membaca dan menulis. Sebenarnya hal ini adalah
pengingat bagi diri sendiri. Semenjak menetapkan target bacaan yang ingin
diraih dalam tahun ini, jika ada waktu kosong saya mencoba berburu bacaan. Jika
yang cetak sedang habis, maka e-book pun saya lahap.
Dua
hari ini semua yang saya lakukan hampir diiringi dengan kantuk dan tertidur.
Kemarin membaca dua e-book sampai terkantuk. Hari ini menulis juga begitu.
Tulisan ketiga inilah yang saya lakukan dalam kondisi yang masih cukup melek,
karena selepas sholat.
Kurang
lebih sembilan komik, tiga e-book, dan dua buku yang sudah tuntas saya baca
dalam seminggu ini cukup memberikan banyak gambaran akan ide yang mondar-mandir.
Tapi beberapa hal membuat tulisan saya sedikit menurun.
Lihat
saja, ini hari kelima Februari. Tapi di awal bulan kedua ini saya baru mampu
menuliskan tiga tulisan. Itupun yang saya porsir dalam satu hari. Tapi tidak
perlu menyalahkan keadaan, yang salah ya saya sendiri tidak mampu membagi porsi
dengan baik atas kegiatan yang dilakukan. Hm semoga target 430 tulisan di blog
untuk tahun ini bisa tercapai, aaminn.
Nah,
masih sulit menulis ya sudah tulis saja. Ada konsep namanya menulis jelek.
Maksudnya kamu cukup menulis apapun yang ingin kamu tulis. Dengan begitu kamu
akan melakukan kebiasaan menulis, seperti apa yang saya lakukan ini. Tulisan
ini berantakan dan tidak jelas kan? Hehe. Yah kan yang penting menulis ya.
Salam
Kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar