Minggu, 05 Februari 2017

Banyak Membaca Belum Tentu Banyak Menulis



Banyak yang bilang kalau ingin mudah menulis maka perbanyaklah membaca. Bahkan dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi kita, Muhamaad SAW, perintahnya adalah ‘Bacalah’. Lalu baru di ayat keempat membahas tentang pena (menulis).


Namun  memang menulis tidak semudah yang dibayangkan. Yap, ini sesuatu yang selalu hampir dipermasalahkan penulis pemula. Sayapun termasuk diantaranya.

Menulis katanya membutuhkan banyak hal teknis yang mampu membuat tulisan itu sarat dengan makna dan isi. Kalau boleh menguip perkataan Andrea Hirata, salah satu penulis nasional pernah mengatakan seperti ini.

“Ada dua aspek yang perlu dimiliki oleh seorang penulis. Aspek Teknis dan non-teknis. Aspek teknis seperti halnya teori menulis dan susunan cara menulis itu bisa dipelajari dimanapun dan kapanpun. Nah, yang cukup berat dimiliki adalah aspek non-teknis. Hal ini berkaitan dengan tekad dan semangat yang kuat dalam menulis”

Rasanya apa yang diungkapkan Andrea Hirata ada benarnya. Hal yang paling banyak membuat seorang penulis berhenti ditengah jalan adalah tekadnya yang kurang. Menulisnya hanya sekedarnya saja dan kapan mood. Sedangkan penulis lain pernah berpendapat, bahwa tidak ada yang namanya mood di dalam menulis.

Mungkin jadi pertanyaan. Kalo mood sedang jelek tulisannya nanti nggak bagus dong?

Nah disinilah bagaimana caranya diri kita melatih untuk bisa menulis dalam kondisi apapun. writer block, macet, atau apalah namanya pasti akan dirasakan oleh kita sebagai penulis. Untuk naik level dan kelas tentunya harus bisa melewati itu kan?

Kembali dengan judul keterkaitan antara membaca dan menulis. Sebenarnya hal ini adalah pengingat bagi diri sendiri. Semenjak menetapkan target bacaan yang ingin diraih dalam tahun ini, jika ada waktu kosong saya mencoba berburu bacaan. Jika yang cetak sedang habis, maka e-book pun saya lahap.

Dua hari ini semua yang saya lakukan hampir diiringi dengan kantuk dan tertidur. Kemarin membaca dua e-book sampai terkantuk. Hari ini menulis juga begitu. Tulisan ketiga inilah yang saya lakukan dalam kondisi yang masih cukup melek, karena selepas sholat.

Kurang lebih sembilan komik, tiga e-book, dan dua buku yang sudah tuntas saya baca dalam seminggu ini cukup memberikan banyak gambaran akan ide yang mondar-mandir. Tapi beberapa hal membuat tulisan saya sedikit menurun.

Lihat saja, ini hari kelima Februari. Tapi di awal bulan kedua ini saya baru mampu menuliskan tiga tulisan. Itupun yang saya porsir dalam satu hari. Tapi tidak perlu menyalahkan keadaan, yang salah ya saya sendiri tidak mampu membagi porsi dengan baik atas kegiatan yang dilakukan. Hm semoga target 430 tulisan di blog untuk tahun ini bisa tercapai, aaminn.

Nah, masih sulit menulis ya sudah tulis saja. Ada konsep namanya menulis jelek. Maksudnya kamu cukup menulis apapun yang ingin kamu tulis. Dengan begitu kamu akan melakukan kebiasaan menulis, seperti apa yang saya lakukan ini. Tulisan ini berantakan dan tidak jelas kan? Hehe. Yah kan yang penting menulis ya.

Salam Kebaikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;