Kondisi
sekolah yang sedang menjalankan program promosi sekaligus pemberian motivasi ke
berbagai SD memberikan banyak pengalaman yang menarik. Beda tempat beda juga
rasanya, dan lagi-lagi kembali menjadi anak kecil di depan mereka yang sedang
menduduki kelas 6 SD.
Minggu
ini adalah minggu terakhir dalam rangka promosi dan pemberian motivasi UN
kepada anak kelas 6 SD. Awalnya ada dua sekolah yang akan di datangi, namun
akhirnya hanya satu sekolah yang pas dan siap untuk di masuki.
SD IT Al-Aufa,
daaerah hibrida, tempat kami menjalankan program yang sudah menjadi rancangan
tim promosi dari SMP IT Khairunnas.
Kamis,
23 Februari Pukul 08.15 kami sampai di lokasi. Bertemu dengan kepala sekolah
dan sedikit berbincang. Ternyata setelah kami, akan ada juga SMP lain yang
melakukan promosi. Setelah sepakat dengan yang akan dilakukan, kamipun menuju
ke kelas 6, disana bertemu dengan kakak yang dulu pernah tinggal satu atap
ketika menjadi marbot Masjid, kak Sihardin.
Setelah
dipersilahkan, kami mulai setting tempat dan peralatan yang akan digunakan.
Ternyata Tiga Belas anak yang ada di dalam semuanya sudah mengenal ustadz Anas,
yang dulu pernah di tempat yang sama. Dengan kondisi ini, saya berpikir bahwa promosi
dan motivasi akan berjalan dengan lebih enak,
Pukul
08.35, saya memulai presentasi kepada semua anak yang ada. Melakukan motivasi
kepada anak-anak tentu saja energi yang dibutuhkan jauh lebih banyak dan extra
dibandingkan dengan orang yang lebih dewasa. Bukan berarti dengan mereka tidak
menggunakan yang maksimal. Hanya saja tingkat penyerapan anak-anak yang berbeda
dengan orang dewasa membuat kita harus lebih piawai membawakannya dengan
menarik.
Kelas
yang berukuran sedang dengan anak yang tidak terlalu banyak tentunya membuat
pembawaan yang dilakukan semakin santai. Saya yang biasanya berdiripun, kali
ini hanya duduk manis di depan kelas mereka.
Berbeda
dengan presentasi di empat sekolah sebelumya, kami melakukan yang kali ini
tidak terlalu energik dengan gerakan, tapi lebih dengan bercerita, dan
menjadikan mereka sebagai objeknya. Alhamdulillah yang sederhana itu bisa masuk
dan mengena kepada mereka.
Setelah
sekitar satu jam presentasi motivasi dan menampilkan video promosi sekolah,
kamipun menutup aksi dengan sedikit keriangan, yang di awal juga kami lakukan
dengan senam pinguin.
Sebelum
melangkah keluar, sembari mengemas peralatan saya mencoba mengetes alias
tebak-tebakan kepada mereka. Saya menanyakan kepada mereka,
“Hayo
kira-kira ustadz Anas mengajar apa?” mereka langsung menjawab dengan cepat dan
lantang
“Matematika”
Sama
ketika presentasi di SD 05 minggu lalu, semua murid langsung menebak bahwa
beliau mengajar Matematika.
Nah,
ketika giliran saya yang ditanyakan, jawaban tak terduga keluar yang membuat
saya heran, sedih, sekaligus berpikir, kok bisa sampai terpikir seperti itu ya?
Ketika
di SD 05 dulu, beberapa menebak saya guru Bahasa Indonesia atau IPA, yah masih
dalam cakupan nama mata pelajaran yang umum. namun ketika disini saya tanyakan
hal serupa satu anak spontan menjawab Guru Komedi. Adakah mata pelajaran
Komedi?
Disini
kadang saya merasa sedih. Hehe
Jujur
saja dari dulu tidak ada yang pernah benar dengan langsung tepat menebak apa
yang saya lakukan. Tiga tahun kuliah di awal, hampir ketika menanyakan tentang
fakultas yang saya ampu, rata-rata menebak jurusan matematika, ataupun Fisika.
Bahkan beberapa mengira saya anak fakultas Fisip, pertanian, ataupun hukum.
Tapi
kali ini lebih beda lagi. Haha, tak ada yang pernah mengira akan menjadi Guru
Komedi, dan seumur hirup baru kali ini mungkin ada di sekolah formal pelajaran
Komedi. Sayangnya belum benar-benar ada, hanya sebuah jawaban polos dari
seorang anak SD, hehe.
Yah,
imajinasi yang tak terbats memberikan mereka berpikir untuk lebih luwes dan
santai. Jadi kalau ada yang mau membuat mata pelajaran komedi untuk anak-anak
agar tidak terlalu stress ya silahkan yang penting tetap dalam aturan dan
tujuannya untuk kebaikan.
Salam
Kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar