Minggu, 26 Februari 2017

Jadi Guru Komedi?



Kondisi sekolah yang sedang menjalankan program promosi sekaligus pemberian motivasi ke berbagai SD memberikan banyak pengalaman yang menarik. Beda tempat beda juga rasanya, dan lagi-lagi kembali menjadi anak kecil di depan mereka yang sedang menduduki kelas 6 SD.
Minggu ini adalah minggu terakhir dalam rangka promosi dan pemberian motivasi UN kepada anak kelas 6 SD. Awalnya ada dua sekolah yang akan di datangi, namun akhirnya hanya satu sekolah yang pas dan siap untuk di masuki.

SD IT Al-Aufa, daaerah hibrida, tempat kami menjalankan program yang sudah menjadi rancangan tim promosi dari SMP IT Khairunnas.

Kamis, 23 Februari Pukul 08.15 kami sampai di lokasi. Bertemu dengan kepala sekolah dan sedikit berbincang. Ternyata setelah kami, akan ada juga SMP lain yang melakukan promosi. Setelah sepakat dengan yang akan dilakukan, kamipun menuju ke kelas 6, disana bertemu dengan kakak yang dulu pernah tinggal satu atap ketika menjadi marbot Masjid, kak Sihardin.

Setelah dipersilahkan, kami mulai setting tempat dan peralatan yang akan digunakan. Ternyata Tiga Belas anak yang ada di dalam semuanya sudah mengenal ustadz Anas, yang dulu pernah di tempat yang sama. Dengan kondisi ini, saya berpikir bahwa promosi dan motivasi akan berjalan dengan lebih enak,

Pukul 08.35, saya memulai presentasi kepada semua anak yang ada. Melakukan motivasi kepada anak-anak tentu saja energi yang dibutuhkan jauh lebih banyak dan extra dibandingkan dengan orang yang lebih dewasa. Bukan berarti dengan mereka tidak menggunakan yang maksimal. Hanya saja tingkat penyerapan anak-anak yang berbeda dengan orang dewasa membuat kita harus lebih piawai membawakannya dengan menarik.

Kelas yang berukuran sedang dengan anak yang tidak terlalu banyak tentunya membuat pembawaan yang dilakukan semakin santai. Saya yang biasanya berdiripun, kali ini hanya duduk manis di depan kelas mereka.

Berbeda dengan presentasi di empat sekolah sebelumya, kami melakukan yang kali ini tidak terlalu energik dengan gerakan, tapi lebih dengan bercerita, dan menjadikan mereka sebagai objeknya. Alhamdulillah yang sederhana itu bisa masuk dan mengena kepada mereka.

Setelah sekitar satu jam presentasi motivasi dan menampilkan video promosi sekolah, kamipun menutup aksi dengan sedikit keriangan, yang di awal juga kami lakukan dengan senam pinguin.

Sebelum melangkah keluar, sembari mengemas peralatan saya mencoba mengetes alias tebak-tebakan kepada mereka. Saya menanyakan kepada mereka,

“Hayo kira-kira ustadz Anas mengajar apa?” mereka langsung menjawab dengan cepat dan lantang

“Matematika”

Sama ketika presentasi di SD 05 minggu lalu, semua murid langsung menebak bahwa beliau mengajar Matematika.

Nah, ketika giliran saya yang ditanyakan, jawaban tak terduga keluar yang membuat saya heran, sedih, sekaligus berpikir, kok bisa sampai terpikir seperti itu ya?


Ketika di SD 05 dulu, beberapa menebak saya guru Bahasa Indonesia atau IPA, yah masih dalam cakupan nama mata pelajaran yang umum. namun ketika disini saya tanyakan hal serupa satu anak spontan menjawab Guru Komedi. Adakah mata pelajaran Komedi?

Disini kadang saya merasa sedih. Hehe

Jujur saja dari dulu tidak ada yang pernah benar dengan langsung tepat menebak apa yang saya lakukan. Tiga tahun kuliah di awal, hampir ketika menanyakan tentang fakultas yang saya ampu, rata-rata menebak jurusan matematika, ataupun Fisika. Bahkan beberapa mengira saya anak fakultas Fisip, pertanian, ataupun hukum.

Tapi kali ini lebih beda lagi. Haha, tak ada yang pernah mengira akan menjadi Guru Komedi, dan seumur hirup baru kali ini mungkin ada di sekolah formal pelajaran Komedi. Sayangnya belum benar-benar ada, hanya sebuah jawaban polos dari seorang anak SD, hehe.

Yah, imajinasi yang tak terbats memberikan mereka berpikir untuk lebih luwes dan santai. Jadi kalau ada yang mau membuat mata pelajaran komedi untuk anak-anak agar tidak terlalu stress ya silahkan yang penting tetap dalam aturan dan tujuannya untuk kebaikan.

Salam Kebaikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;