Tak
pernah untuk terpikir dan menghitung setiap nafas yang sudah dihirup. Andaikan
diminta bayarannya apakah akan sanggup? Jadi, nikmat tuhanmu yang manakah yang
kamu dustakan.
Apakah
pernah berpikir jika kedua tangan tidak diberikan, bagaimana akan bisa
melakukan sesuatu yang begitu banyak. Namun masih saja jarang bersyukur.
Lagi-lagi nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Masih
mendapatkan kesempatan untuk hidup hari ini, yakin masih bisa hidup esok hari?
Tapi sadar akan banyak dosa, kenapa setiap hari yang diberi tidak kunjung
dijadikan waktu untuk bertobat. Maka, nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu
dustakan?
Masih
kecil udah punya HP canggih pula. Atau ketika SMP bahkan sudah di antar pakai
mobil. Mungkin SMAnya sudah dapat motor sendiri. Oh, Lulus kuliah sudah ada
perusahaan keluarga yang tinggal dijalankan. Lantas, nikmat tuhanmu yang
manakah yang kamu dustakan?
Alhamdulillah,
bisa makan enak lagi hari ini. Tinggal beli dan ada yang masakin. Tak perlu
capek menanam dan semua kebutuhan udah disediakan. Lalu, nikmat tuhanmu yang
manakah yang kamu dustakan?
Enaknya
masih bisa tidur. Badan lelah, tempat melepas penat ada sofa empuk dengan
guling lucu. Lalu nikmat tuhanmu yang manakah lagi yang kamu dustakan?
Tapi
sayang, masih banyak rasa kesal hanya karena uang jajan kurang untuk bulan ini.
Maka itulah nikmat tuhan yang kamu dustakan.
Kasihan
juga, orang tua dibentak hanya karena tidak bisa membelikan baju dan sepatu
yang diinginkan. Lagi-lagi ada nikmat tuhan yang kamu dustakan.
Makanan
yang ada tidak dihabiskan. Sudah di beli tapi setengahnya kau buang. Ibu
memasak makanan, kau mengatakan tidak enak dan mengacuhkannya. Ternyata memang itulah
nikmat tuhan yang kamu dustakan.
Rokok,
narkoba, minuman keras, oplosan, kau tenggak dengan bangganya. Badan rusak
pikiranmu kacau. Kau salahkan sekolah yang tak mendidikmu, dan orang tua yang
tak mengurusmu. Lagi-lagi, kau mendustakan nikmat tuhan yang diberikan.
Kita
selalu tidak memperhatikan betapa banyak nikmat yang sudah diberikan setiap
saatnya. Bahkan tanpa meminta, semua itu sudah tersedia dengan nyaman dan aman.
Namun, seberapa banyak dari kita yang memperhatikan itu?
Sungguh,
memang tidak ada nikmat tuhan yang bisa kita dustakan. Namun kita sendiri yang
tak pernah lelah mendustakannya. Betapa sering hal itu terjadi pada setiap
hari, jam, bahkan menitnya. Apakah semua yang sudah dinikmati sekarang masih
terasa kurang? Lantas jika Allah tak perlu repot-repot memberikannya apkah
malah akan balik meminta?
Itulah
kita, semua serba tak ada kejelasan. Saat suka selalu alpa dan lupa dengan apa
yang harus dikerjakan. Ketika susah, sibuk berdoa dan meminta sampai nangis
darah. Sekali lagi tanya pada diri sendiri, nikmat tuhan yang manakah yang perlu
didustakan?
Interopeksi
diri dan renungi lagi. Lihat apa yang ada disekitar dan yang sudah dialami dari
pagi sampai tidur lagi. Betapa tidak sedikit sesuatu yang tidak perlu diminta
dengan susah, diberikan kepada kita dengan amat mudah. Jika Dia sudah berkata
‘Jadilah’ mau bilang apalagi coba?
Masih
ingat sebuah pesan yang mengena untuk menjadikan pencerahan bagi semua.
Ketika
menimbang dan menghitung tentang hal dunia yang ada, lihatlah ke bawah, agar
kita bisa lebih bersyukur dengan apa yang sedang dijalani. Lalu ketika
berurusan dengan hal akhirat lihatkah ke atas, dengan begitu akan tahu bahwa
apa yang sudah kita lakukan belum ada apa-apanya.
Lagi-lagi
kita memang harus mampu menikmati seluruh nikmat yang diberikan. Maka sangat
pas jika ditanya, Maka nikmat tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan?
Salam
Kebaikan
0 komentar:
Posting Komentar