Minggu, 05 Februari 2017

Lagi-Lagi Nikmat Tuhanmu Yang Manakah Yang Kamu Dustakan?



Tak pernah untuk terpikir dan menghitung setiap nafas yang sudah dihirup. Andaikan diminta bayarannya apakah akan sanggup? Jadi, nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan.


Apakah pernah berpikir jika kedua tangan tidak diberikan, bagaimana akan bisa melakukan sesuatu yang begitu banyak. Namun masih saja jarang bersyukur. Lagi-lagi nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Masih mendapatkan kesempatan untuk hidup hari ini, yakin masih bisa hidup esok hari? Tapi sadar akan banyak dosa, kenapa setiap hari yang diberi tidak kunjung dijadikan waktu untuk bertobat. Maka, nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Masih kecil udah punya HP canggih pula. Atau ketika SMP bahkan sudah di antar pakai mobil. Mungkin SMAnya sudah dapat motor sendiri. Oh, Lulus kuliah sudah ada perusahaan keluarga yang tinggal dijalankan. Lantas, nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Alhamdulillah, bisa makan enak lagi hari ini. Tinggal beli dan ada yang masakin. Tak perlu capek menanam dan semua kebutuhan udah disediakan. Lalu, nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Enaknya masih bisa tidur. Badan lelah, tempat melepas penat ada sofa empuk dengan guling lucu. Lalu nikmat tuhanmu yang manakah lagi yang kamu dustakan?

Tapi sayang, masih banyak rasa kesal hanya karena uang jajan kurang untuk bulan ini. Maka itulah nikmat tuhan yang kamu dustakan.

Kasihan juga, orang tua dibentak hanya karena tidak bisa membelikan baju dan sepatu yang diinginkan. Lagi-lagi ada nikmat tuhan yang kamu dustakan.

Makanan yang ada tidak dihabiskan. Sudah di beli tapi setengahnya kau buang. Ibu memasak makanan, kau mengatakan tidak enak dan mengacuhkannya. Ternyata memang itulah nikmat tuhan yang kamu dustakan.

Rokok, narkoba, minuman keras, oplosan, kau tenggak dengan bangganya. Badan rusak pikiranmu kacau. Kau salahkan sekolah yang tak mendidikmu, dan orang tua yang tak mengurusmu. Lagi-lagi, kau mendustakan nikmat tuhan yang diberikan.

Kita selalu tidak memperhatikan betapa banyak nikmat yang sudah diberikan setiap saatnya. Bahkan tanpa meminta, semua itu sudah tersedia dengan nyaman dan aman. Namun, seberapa banyak dari kita yang memperhatikan itu?

Sungguh, memang tidak ada nikmat tuhan yang bisa kita dustakan. Namun kita sendiri yang tak pernah lelah mendustakannya. Betapa sering hal itu terjadi pada setiap hari, jam, bahkan menitnya. Apakah semua yang sudah dinikmati sekarang masih terasa kurang? Lantas jika Allah tak perlu repot-repot memberikannya apkah malah akan balik meminta?

Itulah kita, semua serba tak ada kejelasan. Saat suka selalu alpa dan lupa dengan apa yang harus dikerjakan. Ketika susah, sibuk berdoa dan meminta sampai nangis darah. Sekali lagi tanya pada diri sendiri, nikmat tuhan yang manakah yang perlu didustakan?

Interopeksi diri dan renungi lagi. Lihat apa yang ada disekitar dan yang sudah dialami dari pagi sampai tidur lagi. Betapa tidak sedikit sesuatu yang tidak perlu diminta dengan susah, diberikan kepada kita dengan amat mudah. Jika Dia sudah berkata ‘Jadilah’ mau bilang apalagi coba?

Masih ingat sebuah pesan yang mengena untuk menjadikan pencerahan bagi semua.

Ketika menimbang dan menghitung tentang hal dunia yang ada, lihatlah ke bawah, agar kita bisa lebih bersyukur dengan apa yang sedang dijalani. Lalu ketika berurusan dengan hal akhirat lihatkah ke atas, dengan begitu akan tahu bahwa apa yang sudah kita lakukan belum ada apa-apanya.

Lagi-lagi kita memang harus mampu menikmati seluruh nikmat yang diberikan. Maka sangat pas jika ditanya, Maka nikmat tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan?

Salam Kebaikan

0 komentar:

Posting Komentar

 
;