Minggu, 05 Februari 2017

Kita Semua Orang ‘Gila’



Berbicara tentang sebuah kegilaan, tentu setiap kita memiliki pendapat dan persepsi masing-masing. Namun jika ingin mengambil definisi umum kalau orang gila adalah yang sebagai berikut maka kita semua pernah menjadi orang Gila.


Pertama, memiliki dunia sendiri. Berapa banyak kita yang dikatakan normal tapi sering banyak melakukan hal diluar dari kebiasaan. Apa yang dilakukan itu menurut kita sangatlah asyik dan menarik, tapi tidak bagi orang lain.

Coba perhatikan anak kecil yang berumur balita. Mereka selalu asyik dengan dunia mereka. Melakukan semuanya dengan riang, bahkan apa yang mereka katakan dengan vokal bicara yang belum terlalu jelas bagi kita, jarang bisa dimengerti.

Lalu, apakah kita harus mencap anak itu orang gila? Apalagi kalau anak sendiri, nggak mungkin kan, hehe. Ingat, lagi-lagi ini masalah persepsi ya, yang saya tulis tentu dari pandangan dan pendapat saya saja kok, so tak perlu berdebat ya, cukup masukan.

Berikutnya, suka berbicara sendiri. Nah untuk yang satu ini sadar tidak sadar hampir setiap orang pernah melakukannya, bahkan bisa jadi sering. Paling tidak, sering berbicara dan bergumam di dalam hati sendiri.

Kita yang dewasa (cie merasa dewasa) jika sedang memegang anak bayi yang rentang umur 5 bulan sampai 1 tahun sering kita mengajak mereka berbicara, meskipun kemungkinan mereka mampu merespon kita hanyalah kecil.

Tidak jarang juga jika sedang bermmain robot-robotan atau mobilan, kita sering berbicara sendiri dengan mainan yang bahkan kita sendiri yang menggerakkannya dan memainkannya. Kalau yang penyayang binatang sering juga mengajak binatang yang dirawat untuk diajak berbicara. Nah bukankah tingkah itu seperti orang gila.

Sekali lagi tergantung dari persepsi mana kita mendefinisikan kata gila itu sendiri.

Dalam pandangan kita ketika ada seseorang yang memakai baju robek, jalan tidak pakai alas, berpenampilan kumal dan tidak mandi, lalu berjalan tanpa pandangan dengan tujuan, kita menganggapnya gila. Tapi dalam pandangan orang itu mungkin kitalah yang gila.

Masih ingat cerita dari Bunda Helvy Tiana Rosa ketika memiliki seorang mahasiswi yang bisa dikatakan memiliki masalah dengan kejiwaan, jika kita masukkan kondisinya pada keadaan umum. Namun jika menganggapnya sebuah hal yang berbeda tentu dirinya adalah seorang yang memiliki imajinasi dan kreatifitas tinggi.

Memang dia menganggap semua orang selain dirinya adalah makhluk dari planet Mars, dan sering menyayat tangannya. Bahkan dalam satu waktu, pernah menghubungi bunda Helvy, mahasiswi itu mengatakan ingin membunuh ibunya ditengah malam, meskipun hal itu tidak benar-benar terjadi.

Pahamilah makna sebenarnya kata gila itu dengan pemahaman terbaik, jangan hanya menjudge sana-sini. Jika kita definisikan luas, apa tidak gila para koruptor yang terus sibuk menguras hak orag lain. Para pegawai yang lebih banyak mencari waktu luang daripada menjalankan amanahnya. Ataupun antar golongan yang terus berdebat untuk mendapatkan perhatian. Semuanya bisa dibilang gila kan?

Ingat, jika kita mengartikannya dalam banyak hal, maka kita semua adalah orang gila. Tak ada seseorang yang benar-benar waras jika harus melakukan suatu perubahan namun tak mau mendapatkan kondisi yang harus diperjuangkan. Yang penting singkat cepat dan tepat.

Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk, maka jangan pernah mencela dan menyela ciptaan Allah bgaimanapun benuk dan rupa, karena apa yang kita miliki semuanya adalah pemberia dariNya termasuk akal dan pikiran yang mengendalikan diri dari segala hal.

Maka tak perlu ada yang dirisaukan dengan yang dilakukan, selama mengandung kebaikan dan menjadikan kualitas diri meningkat, tak jadi masalah bagaimanapun bentuk yang dilakukan. Jangan salahkan mereka yang terlalu stress dan kehilangan akal untuk melakukan sesuatu.

Sekali lagi Gila bukanlah sebuah kepastian, tapi itu adalah pilihan. Menjadi orang gila atau tidak yang dilihat adalah seberapa jauh perlakuan yang anda perbuat atas apa yang terjadi di sekitar.

Salam kebaikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;