Tak ada ilmu yang sia-sia
Sharing
dengan mentor sendiri mendapatkan ide ringan yang jadi bahan pikiran. Kita
tidak pernah tahu akan jadi apa nantinya maka dari itu lakukan apa yang bisa,
dan jadilah yang terbaik dibidang apapun yang disuka.
Di awal
masuk kuliah sampai tiga tahun berikutnya, masih banyak yang tidak mengetahui
jurusan apa aku sebenarnya. tidak ada yang percaya jika aku katakan bahasa
inggris. Beberapa jurusan dan fakultas lain menjadi tebakan sendiri bagi
teman-teman yang beda jurusan.
Di awal-awal
menjadi mahasiswa, rata-rata aku dikira anak Matematika atau fisika. Memang ada
tampang ya? hehe. Padahal Fisika ku saja pernah merah sebelum akhirnya aku
masuk jurusan IPS.
Di lain
waktu, aku dikira anak pertanian, apa sebab? yah karena aku sering bermain
disana. Bahkan pertama kali menjadi pembicara di kampus undangan dari
organisasi Fakultas pertanian, selain itu juga mbak dan kakakku di pertanian,
maka itu aku sering main kesana. Sampai aku semester 8, masih ada yang mengira
kau fakultas pertanian.
Di lain
waktu lagi, aku dikira anak komunikasi, yang berarti itu Fakultas ISIP. Padahal
jarang main kesana, entah apa yang membuat orang berpikir bahwa aku adalah anak
FISIp.
Bagaimana
dengan hobi dan kemampuan? itu beda lagi. Aku senangnya berdagang dan
wirausaha. Dalam 4 tahun terakhir aku juga menekuni bidang public speaking dan
berbicara di depan umum, dan 2 tahun terakhir menambah tangan ke dunia
Tulis-Menulis.
Empat
semester pertama aku senang sekali jualan, dan yang kujual saat itu adalah
obat-obatan herbal. sampai-sampai pernah kuliah hanya membawa kertas selembar,
dan tas isinya obat semua, haha. Karena dari SD udah diajarin jualan, jadi
keasyikan tersendiri. Sampai sekarangpun masih jualan, ampe dikira anak ekonomi
(Nah, nambah satu lagi).
Memasuki
tahun ketiga, awal semester 6 mulai semakin gencar aku mengisi acara, dari
motivasi sampai di semester 8 lebih banyak yang minta untuk mengisi acara
renungan, mungkin di bagian ini aku dikira anak komunikasi.
Nah,
pengalaman kerja pertama, aku diminta mengajar salah satu sekolah islami yang
masih dirintis, tapi tahu apa, ternyata itu adalah PAUD. Jauh kan dari jurusan,
hoho. selama kurang lebih hampir setahun aku bekerja disana, Februari 2016
habis kontrak, dan aku fokus untuk menyelesaikan beberapa amanah.
Bulan Maret
dapat tawaran kerja lagi, tahu apa , menjadi seorang marketing dan admin, serta
mempelajari bisnis marketing. Beralih ke pekerjaan yang seharusnya secara
normal untuk anak ekonomi kan, kok bisa? Hanya Allah yang tahu.
Terus bahasa
inggrisnya nggak kepake dong, eits siapa bilang, dalam dua tahun ini, lebih
dari 5 abstrak dan ringkasan yang aku transletekan. Entah kenapa orang percaya
padaku untuk melakukannya, tapi ya itu ilmuku. Akan ada saatnya ilmu itu
terpakai.
Kalo dilihat
dari hobi, jurusan, pendidikan apakah ada hubungannya? tidak, tapi semua pasti
ada manfaatnya.
Seperti salah satu mentorku. seorang jurusan perawat yang memiliki keahlian komputer melebihi anak jurusan komputer sendiri. terus perawatnya gimana? sekarang dia sudah memiliki seorang anak dan kemampuannya diuji disana. Lebih keren kan?
Seperti salah satu mentorku. seorang jurusan perawat yang memiliki keahlian komputer melebihi anak jurusan komputer sendiri. terus perawatnya gimana? sekarang dia sudah memiliki seorang anak dan kemampuannya diuji disana. Lebih keren kan?
So jangan
abaikan ilmu yang datang, serap dan persiapkan kalo akan digunakan. Ilmu bisa
dicari dimana saja, tapi tidak semua orang bisa mencari ilmu. Ambil dan
manfaatkan kesempatan.
0 komentar:
Posting Komentar