Sabtu, 02 Juli 2016

Hantamin Allah (Part 1)




10 malam terakhir ramadhan adalah moment yang selalu ditunggu bagi mereka yang memahami kemuliaan dan keuntungannya. Selalau ada hal yang berkesan di setiap ramadhan, andaikan semua orang mengetahuinya.

Ramadhan kali ini menjadi titik balik yang luar biasa lagi yang memberikan efek kuat. Dalam sepuluh malam terakhir ini ada moment-moment yang tidak biasa.

Malam-malam terkahir ramadhan tahun lalu, saya mencoba untuk berpindah-pindah masjid untuk melakukan iktikaf, namun tentunya belum bisa melakukan untuk berpindah setiap malam satu masjid.

Pada malam ramadhan kali ini, saya mencoba meniatkan dengan tekad yang kuat untuk melakukannya. Jika ada sebuah program mengaji one day one juz, pada kali ini saya mencoba untuk one day one masjid.
Sebuah pemikiran yang gila memang tapi saya rasa akan menikmatinya.

Jumat 24 juni 2016, malam ke 20 ramadhan 1437 hijriah.

Tanpa pikir panjang, setelah pulang dari mengisi nasyid anak yatim dan mendapatkan gaji kerja (alhamdulillah), sore itu langsung meniatkan untuk bermalam di masjid yang selama ini belum kesampaian untuk menikmatinya. Masjid padang harapan Al-kautsar.

Kurang lebih 30 menit perjalanan dari kost-an menuju masjid yang dituju. Berangkat katika isya karena maghrib baru saja sampai dikost. Alhamdulillah masih sempat dapat makmum masbuk di rokaat yang kedua.
Setelah tarawih, saya mencoba meminta izin kepada pengurus dan penjaga masjid untuk bermalam disana. Meskipun hanya sendirian Alhamdulilllah tidak ada masalah. Pada malam itu tidak banyak yang saya lakukan. Hanya seperti biasa tilawah, tahajud dan ibadah lainnya. Meskipun dengan persiapan mendadak, sahur hanya dengan minum susu kedelai dan sedikit snack.
Inilah yang menjadi pijakan untuk menuju malam-malam berikutnya.

Besoknya 25 Juni 2016, dimasjid Darul Ulum Universitas Bengkulu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;