10 malam terakhir ramadhan adalah
moment yang selalu ditunggu bagi mereka yang memahami kemuliaan dan
keuntungannya. Selalau ada hal yang berkesan di setiap ramadhan, andaikan semua
orang mengetahuinya.
Ramadhan kali ini menjadi titik
balik yang luar biasa lagi yang memberikan efek kuat. Dalam sepuluh malam
terakhir ini ada moment-moment yang tidak biasa.
Malam-malam terkahir ramadhan
tahun lalu, saya mencoba untuk berpindah-pindah masjid untuk melakukan iktikaf,
namun tentunya belum bisa melakukan untuk berpindah setiap malam satu masjid.
Pada malam ramadhan kali ini,
saya mencoba meniatkan dengan tekad yang kuat untuk melakukannya. Jika ada
sebuah program mengaji one day one juz, pada kali ini saya mencoba untuk one
day one masjid.
Sebuah pemikiran yang gila memang
tapi saya rasa akan menikmatinya.
Jumat 24 juni 2016, malam ke 20 ramadhan
1437 hijriah.
Tanpa pikir panjang, setelah
pulang dari mengisi nasyid anak yatim dan mendapatkan gaji kerja (alhamdulillah),
sore itu langsung meniatkan untuk bermalam di masjid yang selama ini belum
kesampaian untuk menikmatinya. Masjid padang harapan Al-kautsar.
Kurang lebih 30 menit perjalanan
dari kost-an menuju masjid yang dituju. Berangkat katika isya karena maghrib
baru saja sampai dikost. Alhamdulillah masih sempat dapat makmum masbuk di
rokaat yang kedua.
Setelah tarawih, saya mencoba
meminta izin kepada pengurus dan penjaga masjid untuk bermalam disana. Meskipun
hanya sendirian Alhamdulilllah tidak ada masalah. Pada malam itu tidak banyak
yang saya lakukan. Hanya seperti biasa tilawah, tahajud dan ibadah lainnya.
Meskipun dengan persiapan mendadak, sahur hanya dengan minum susu kedelai dan
sedikit snack.
Inilah yang menjadi pijakan untuk
menuju malam-malam berikutnya.
Besoknya 25 Juni 2016, dimasjid
Darul Ulum Universitas Bengkulu.
0 komentar:
Posting Komentar