Jumat, 01 Desember 2017

Tukang rumput sholeh

Banyak yang mengatakan bahwa hati-hati dari siapa kamu mengambil ilmu dan belajar, tapi rasanya tidak salah jika dikatakan, mengambil pembelajaran boleh dari siapa saja.

Kali ini sebuah kekaguman sederhana yang saya dapat dari seorang pemotong rumput. Kejadian ini kurang lebih satu minggu lalu., memangnya apa yang membuatnya istimewa?

Pertama kali yang tidak disangka adalah ketika ingin mencari sang bapak yang bekerja di tempat pemadam kebakaran. Ketika saya dan teman menanyakan siapa yang biasa memotong rumput disana karena ingin meminta bantuannya, seorang ibu-ibu menunjuk seorang bapak dengan rambut yang sudah memutih dan mengenakan baju batik. Saya dan teman pun sempat berpandangan sejenak karena tidak menyangka dengan apa yang dilihat.

Akhirnya bertepatan dengan adzan ashar kami singgah di masjid untuk sholat sekaligus menanyakan perihal memotong rumput tersebut kepada bapak itu. Setelah bertemu di masjid dan yakin bapak dengan kacamata dan baju batik itu yang akan memotong rumput kamipun pulang.

Awalnya hanya berhenti disitu, kekaguman dengan penampilan yang tidak menunjukkan bahwa sang bapak dengan penampilan berbaju batik dan kacamata sederhana adalah seorang pemotong rumput.

Esoknya ketika sang bapak datang meskipun agak telat karena  paginya ada tamu dirumahnya, langsung mempersiapkan alat untuk memotong rumput. Sekitar tiga jam sang bapak melaksankan pekerjaannya, seperempat lahan yang dipangkas selesai. Terlihat sang bapak pergi ke kamar mandi sekolah dan mengganti bajunya. Awalnya tidak berpikir apa-apa, namun setelah itu beliau sudah siap-siap untuk melaksanakan sholat dzuhur.

Hal itu sedikit menarik perhatian.

Berlanjut ketika sholat ashar. Kami yang sedikit terlambat, melihat dari dalam kelas sang bapak menjadi imam beberapa jama’ah yang sudah duluan sholat. Dan ternyata memang itu terus dilakukan.

Keesokan harinya ketika melanjutkan sedikit lagi pemotongan rumput yang dilakukannya, lima menit tepat sebelum dzuhur mengganti bajunya dan kekamar mandi untuk siap-siap sholat dzuhur. Asoy yang selalu dibawanya adalah baju ganti untuk sholat. Yah, kelihatannya kecil tapi ini yang sering kita lupakan dan tinggalkan.

Betapa sang pemotong rumput yang bisa selalu bersiap-siap untuk menghadap sang pemberi rezeki. Bagaimana dengan kita. Guru, dosen, pengusaha, direktur, sudah seberapa sibukkah pekerjaan kita. Bahkan menghadap sang pencipta dengan baju apa adanya.

Bagaimana ingin mendapatkan yang terbaik, jika yang kita berikan kepadaNya adalah yang biasa-biasa saja bahkan yang terburuk?

Maka Nikmat Tuhanmu yang Manakah Yang Kamu Dustakan?


Salam Kebaikan

0 komentar:

Posting Komentar

 
;