Banyak yang
mengatakan bahwa hati-hati dari siapa kamu mengambil ilmu dan belajar, tapi
rasanya tidak salah jika dikatakan, mengambil pembelajaran boleh dari siapa
saja.
Kali ini
sebuah kekaguman sederhana yang saya dapat dari seorang pemotong rumput. Kejadian
ini kurang lebih satu minggu lalu., memangnya apa yang membuatnya istimewa?
Pertama kali
yang tidak disangka adalah ketika ingin mencari sang bapak yang bekerja di
tempat pemadam kebakaran. Ketika saya dan teman menanyakan siapa yang biasa
memotong rumput disana karena ingin meminta bantuannya, seorang ibu-ibu
menunjuk seorang bapak dengan rambut yang sudah memutih dan mengenakan baju
batik. Saya dan teman pun sempat berpandangan sejenak karena tidak menyangka
dengan apa yang dilihat.
Akhirnya bertepatan
dengan adzan ashar kami singgah di masjid untuk sholat sekaligus menanyakan
perihal memotong rumput tersebut kepada bapak itu. Setelah bertemu di masjid
dan yakin bapak dengan kacamata dan baju batik itu yang akan memotong rumput
kamipun pulang.
Awalnya hanya
berhenti disitu, kekaguman dengan penampilan yang tidak menunjukkan bahwa sang
bapak dengan penampilan berbaju batik dan kacamata sederhana adalah seorang pemotong
rumput.
Esoknya ketika
sang bapak datang meskipun agak telat karena
paginya ada tamu dirumahnya, langsung mempersiapkan alat untuk memotong
rumput. Sekitar tiga jam sang bapak melaksankan pekerjaannya, seperempat lahan
yang dipangkas selesai. Terlihat sang bapak pergi ke kamar mandi sekolah dan
mengganti bajunya. Awalnya tidak berpikir apa-apa, namun setelah itu beliau
sudah siap-siap untuk melaksanakan sholat dzuhur.
Hal itu
sedikit menarik perhatian.
Berlanjut ketika
sholat ashar. Kami yang sedikit terlambat, melihat dari dalam kelas sang bapak
menjadi imam beberapa jama’ah yang sudah duluan sholat. Dan ternyata memang itu
terus dilakukan.
Keesokan harinya
ketika melanjutkan sedikit lagi pemotongan rumput yang dilakukannya, lima menit
tepat sebelum dzuhur mengganti bajunya dan kekamar mandi untuk siap-siap sholat
dzuhur. Asoy yang selalu dibawanya adalah baju ganti untuk sholat. Yah,
kelihatannya kecil tapi ini yang sering kita lupakan dan tinggalkan.
Betapa sang
pemotong rumput yang bisa selalu bersiap-siap untuk menghadap sang pemberi
rezeki. Bagaimana dengan kita. Guru, dosen, pengusaha, direktur, sudah seberapa
sibukkah pekerjaan kita. Bahkan menghadap sang pencipta dengan baju apa adanya.
Bagaimana ingin
mendapatkan yang terbaik, jika yang kita berikan kepadaNya adalah yang biasa-biasa
saja bahkan yang terburuk?
Maka Nikmat
Tuhanmu yang Manakah Yang Kamu Dustakan?
Salam Kebaikan
0 komentar:
Posting Komentar