Sabtu, 19 September 2020

Spoiler lagi : Voldemort in bengkulu #novelyangtakselesai

 Expecto Patronum”

Sebuah cahaya besar membentuk berang-berang muncul dari tongkatnya.

“Arahkan sekarang Imah”

Fathimah langsung mengarahkan tongkatnya dengan cahaya berbentuk berang-berang itu ke dalam gudang dan ke arah Dementor.

Ruangan gudang perlahan menjadi hangat. Para penjahat tidak tahu apa yang masuk, mereka hanya melihat cahaya dan merasakan kehangatan yang nyaman. Mereka tidak mencurigai apapun, pikir mereka itu hanyalah cahaya metahari yang masuk ke gudang.



Namun lain dengan reaksi Dementor, dengan teriakan seperti orang menjerit dan serak, Dementor langsung melayang keluar ruangan dan pergi menjauh dari gudang. Para penjahat hanya melihat saja, sebenarnya mereka bersyukur karena dari tadi mereka merasa suasana di dalam ruangan cukup mencekam dengan adanya Dementor.

“Oke bagus Fathimah, sekarang giliranku” Sherly sedikit maju kedepan Fathimah, melalui celah jendela, dia membidik orang terdekat, dan mengucapkan mantra.

Imperio”

Cahaya merah kecil keluar dari tongkat Sherly dan menuju ke arah dahi salah satu penjahat.

Seketika penjahat yang terkena cahaya itu seperti orang yang di hipnotis. Lalu dia mengajak keempat teman lainnya keluar untuk mencari makan. Tiga orang mengikutinya, yang satu berjaga di dalam. Di luar rencana Sherly, ternyata masih ada satu orang yang berjaga di dalam gudang.

“Gimana sekarang Li? Ini di luar rencana” Tanya Fathimah cemas.

“Aduh, kayaknya terpaksa bertarung deh, gimana Mah?” sherly pun dengan ragu bertanya kepada Fathimah.

“Aku nggak mau sebenarnya kalo harus mengeluarkan sihir lagi, bisa kamu bius kayak penjaga di depan?” Fathimah balik meyakinkan Sherly.

“Tapi kita harus tetap masuk Mah. Gini aja, pas masuk nanti kamu langsung gunakan mantra expelliarmus untuk mementalkan tongkat sihirnya, lalu aku serang dengan mantra bius. Kamu harus ikut, ingat demi adikmu” Kali ini Sherly yang meminta kerjasama oleh Fathimah. Sedikit memaksa ssih, tapi daripada tidak sama sekali.

Fathimah hanya mengangguk mengikuti rencana Sherly.

Pelan-pelan mereka mencoba membuka pintu belakang gudang. Sherly mengarahkannya ke lubang pintu dan mengucapkan mantranya.

“Alohomora”

Bunyi ‘klik’ pelan dan pintu terbuka. Sang penjahat tidak mendengar suara kecil itu. Dia masih sibuk dengan bacaan koran di tangannya.

Setelah cukup lebar terbuka, Sherly dan Fathimah siap-siap masuk dan sudah menyiapkan tongkatnya masing-masing.

“Sekarang Fathimah...!!!” Sherly berteriak

Penjahat itu kaget dan berbalik, disaat itu juga Fathimah langsung mengarahkan tongkatnya ke penjahat dan...

“Expelliarmus”

Tongkat sihir penjahat yang berada disaku kanan bajunya terpental. Masih dalam kondisi kaget penjaga itu berlari ke arah Fathimah. Ketika tinjunya hampir mendarat di perut Fathimah, Sherly yang kali ini beraksi. Namun gerakan gesit sang penjahat membuat susah Sherly untuk menyerang, takut mengenai Fathimah.

Fathimah yang juga cukup ahli bela diri, masih mampu menghindari serangan fisik dari penjahat. Meskipun berjilbab lebar dan bercadar, dia selalu memakai lapisan celana olahraga, sehingga membuat gerakannya bisa lincah. Beberapa gelas dan kursi patah dan pecah terkena amukan sang penjahat dan Fathimah sudah mulai lelah. Satu pukulan lagi megarah ke Fathimah dan Fathimah menghindar melompat kebelakang, ternyata sudah tidak ada jalan lagi. Fathimah menempel di sudut tembok. Sang penjahat mulai menyeringai.

“Habislah kau kali ini” Seru serak sang penjahat.

Pukulan siap di lancarkan, satu kepalan tinju yang besar mengarah ke Fathimah...

“Petrificus Totalus”

Cahaya hijau mengenai punggung belakang sang penjahat, dan seketika jatuh ke lantai dengan keras.


-bersambung-

0 komentar:

Posting Komentar

 
;