"Ranking bawah, dan tidak disuruh naik kelas dulu"
Assalamu'alaikum pembaca semua. setelah sekian lama kembali memaksakan diri untuk menulis. mumpung ada idenya.
Kali ini saya akan bercerita tentang diri sendiri di beberapa view tentang diri sendiri yang tidak punya bakat apapun pada dasarnya. selebihnya silahkan nikmati sendiri ya, dan inshaAllah akan berlanjut sampai kehidupan masa sekarang.
Mari flashback ke masa kecil...
Saya bukan orang istimewa dari sisi manapun. Bukan dari keluarga dengan harta berlimpah, rajin belajar tak kenal waktu, ataupun memiliki keahlian yang mudah dilakukan dari kecil. Yaps, hanya seorang yang biasa-biasa saja dengan terus untuk hidup dengan kebaikan.
Akan langsung saya mulai dari memori kelas 3 sd. saat itu belum lama masuk sekolah ajaran baru, lalu mata pelajaran matematika. Dari kecil apa yang di otak saya matematika sangatlah tidak menyenangkan, ya tentu ingin menyerapnyapun susah.
Saat itu materinya menulis angka bilangan dari tulisan. setelah diberi contoh dua soal, di soal ketiga sampai kelima saya dan teman sekelas, disuruh untuk menuliskan angkanya sendiri. dan jelas saja saya salah semua kecuali yang diberi contoh.
Masih teringat dengan jelas, salah satu soalnya disuruh menuliskan angka Dua Ratus Empat. Saya yang sukanya main hujan saat kecil, menuliskan angkanya dengan polos yang saya paham. Dimana jawaban yang saya tulis adalah 2004. Pikir saya, ya tulis angka 200,nya dulu, baru angka 4nya kan. setelah dikoreksi esoknya barulah saya paham.
Tapi, ya mana saya ambil pusing. yang penting masih bisa main sama teman-teman disekolah kan, hehe.
Time skip antara kelas 3 semester dua sampai kelas 5 SD. diantara masa waktu ini, ada sebuah kejadian yang menumbuhkan jiwa penakut saya begitu besar sehingga yah, mulai merasakan yang namanya pembullian, pemerasan dan ancaman. apa itu? inshaAllah akan lanjut di part 2 ya. Sudah tidak tahan pengen tidur ini, hehe. selamat istirahat semuanya.
0 komentar:
Posting Komentar