Minggu, 30 Mei 2021 47 komentar

Tugas Praktek Bahasa Inggris 7A dan 7B

 Tugas ini, untuk melengkapi Praktek Mata pelajaran Bahasa Inggris. Silahkan tulis di kolom komentar dengan Kata-kata sendiri, makna dan pesan dari Lirik Lagu Berikut menggunakan bahasa indonesia, jangan lupa menuliskan nama lengkap dan kelas.

 Judul : Hurt To Say

Album : 

Munsyid : Justice Voice

http://liriknasyid.com


Silence...

there is no word I can say to you

I close my eyes

try to forget all the things about you

But its like to difficult

But its like just unusefull things


I feel to hard i feel to hurt

When I have to say good bye to you

It is too sweet to be with you

But I have to say good bye to you


Silence...

there is no word I can say to you

I close my eyes

try to forget all the things about you


I feel to hard i feel to hurt

When I have to say good bye to you

It is too sweet to be with you

But I have to say good bye to you


I believe, I believe you know

Why we choose this way

Cause Allah...


I feel to hard i feel to hurt

When I have to say good bye to you

It is too sweet to be with you

But I have to say good bye to you


I feel to hard i feel to hurt

When I have to say good bye to you

It is too sweet to be with you

But I have to say good bye to you

-----------------------------------------------

Dapatkan lirik/chord nasyid di http://liriknasyid.com

-----------------------------------------------

Terakhir melakukan pengumpulan 1 juni 23.59

26 komentar

Tugas Praktek Bahasa Inggris 7D

 Tugas ini, untuk melengkapi Praktek Mata pelajaran Bahasa Inggris. Silahkan tulis di kolom komentar dengan Kata-kata sendiri, makna dan pesan dari Lirik Lagu Berikut menggunakan bahasa indonesia, jangan lupa menuliskan nama lengkap dan kelas.

Judul : When U

Album : Berhenti Sejenak

Munsyid : Justice Voice

http://liriknasyid.com

When you see people around you
So much suffer and don't know what to do
Think about their sadness
Think about their pain that seems in their eyes
Are you gonna start to give them help
To give a new hope and try to shine their life
Would you share your happines
And make them smile again like others
Reff. Cause its time for us
To start giving
To show them we care
Strengthen them up
Reach their hands. And show them
They're not alone

Bridge. Let's hold on together
Let's help other
To live better
Happily ever after.

lagu : Faris JV 

Lirik : Diah 

Editor: Wiwid JV 

Arr. : Faris JV

Vokal: Faris JV 

Arr. Vokal: Faris JV

-----------------------------------------------

Dapatkan lirik/chord nasyid di http://liriknasyid.com


Terakhir melakukan pengumpulan 1 juni 23.59

25 komentar

Tugas Praktek Bahasa Inggris 7C

 Tugas ini, untuk melengkapi Praktek Mata pelajaran Bahasa Inggris. Silahkan tulis di kolom komentar dengan Kata-kata sendiri, makna dan pesan dari Lirik Lagu Berikut menggunakan bahasa indonesia, jangan lupa menuliskan nama lengkap dan kelas.


The Right Path

Album : Gema Alam
Munsyid : Raihan
http://liriknasyid.com

Why are we here, where we come from
Where's our future, leading us
Where's our life, taking us
Show us the path, dear Allah
What are we, to do here
There must be a reason to be here
Ya Allah the greatest
Nor of these you create for waste
Show me the right path
The path of the favoured one with your grace
Show me the right path
The path of Rasulullah and his companions
Don't leave me please your guidance I need
Show me the way, light up my life
Don't leave me please your guidance I need
Show me the way, to gain your love

-----------------------------------------------
Dapatkan lirik/chord nasyid di http://liriknasyid.com

Terakhir melakukan penugasan 1 Juni 23.59
Senin, 18 Januari 2021 0 komentar

Saya Bukan Anak Berbakat (part 3)

 Masih dalam perjalanan diri saya ketika Sekolah Dasar. Sebelum lanjut, sedikit flashback di awal kelas 3 SD.

Siapa yang pusing dengan pelajaran matematika?

yup, kita sama kok, hehe. Hal itu bermula di awal kelas 3 SD, dan pelajaran hari itu adalah matematika. Materi kala itu menuliskan angka ratusan, ribuan dan seterusnya. Saat itu ada lima soal yang diberikan oleh guru saya. Dua diantaranya menjadi contoh dan bonus. tak disangka pada soal ketiga saya disuruh maju. Pikiran jelas mulai melayang kemana-mana karena tidak tahu jawabannya. Contoh sebelumya pun belum paham.

Setelah beberapa saat, masa bodo lah ya, maju ke depan, mengambil kapur, lalu menuliskan angka yang diminta. Kalau tidak salah ingat, disuruh menuliskan angka Dua Ratus Empat. Saya yang masih berumur Enam atau Tujuh tahun kala itu, hanya menuliskan angka secara polos yang terlintas. Maka angka yang disuruh tersebut saya tuliskan...

"2004"

Pikir saya, ya tulis dulu angka Dua Ratus, lalu angka Empat kan?

Jelas salah sih, hehe. dan begitu juga semua sisa soal yang sudah saya kerjakan semuanya salah. Dua soal yang benar hanya karena contoh yang diberikan oleh guru.

Namun, apa dikata dari bocah sukanya jahil dan kocak. Sebelum pulang sekolah, Guru saya memberikan soal matematika sederhana, siapa yang bisa menjawab boleh pulang. Langsung saja setiap soal saya jawab asal, yang pasti salah. Lalu di pertanyaan kesekian, saya mnejawab "Tujuh" dan ternyata benar. Senang dong bisa pulang. Tak peduli berapa angka yang disampaikan guru tadi.

Meloncat lagi ke kelas 5 menuju kelas 6. Namanya menulis bebas santai aja sih ya, hehe.

Yah, sampai masuk SMA, tak pernah terlalu terpikir dengan masalah umur. Diri ini yang terlalu cepat sekolah, ternyata juga menjadi kekhawatiran orangtua sesekali. Dan masih saya ingat kala itu di penghujung kelas 5 SD.

Ummi saya mengatakan agar saya menyampaikan kepada sekolah agar jangan di naikkan dulu ke kelas enam, masih terlalu kecil. Ketika itu bahkan umur saya masih sekitaran 9 tahun, namun si kecil ini tak terpikirkan akan hal itu.

Akhirnya mengalir saja, jika memang dinaikkan ikut naik. Jika tidak, ya sudah siap untuk tidak naik. Malah makin yakin tidak naik, karena di mata pelajaran IPS kelas 4 sempat merah, dan di kelas lima, beberapa kali kena sindiran di depan kelas. Yang paling ingat ketika tulisan saya di bilang cacing kepanasan.

Akhirnya tidak lama, pengumuman kenaikan dan pembagian rapot, dan hasilnya.....

Bersambung.


Minggu, 17 Januari 2021 0 komentar

Ditulis, Dibayangkan, Yakin, Beda Jalan, Kesampaian

 Fix, judulnya nggak jelas banget sih ya, hehe.

Hal ini kepikiran beberapa waktu terakhir ini. Aplagi semenjak online, pikiran makin banyak melayang kemana-mana.

Apa sih yang mau disampaikan dari judulnya?

Jadi ini berhubungan dengan awal-awal perkuliahan dulu. 

Kala itu semester 2 jurusan bahasa inggris, menuliskan target diri yaitu ingin melanjutkan kuliah nantinya di jurusan Psikologi, Bagian Psikologi pendidikan, fokusnya di bagian Remaja.

Pada dasarnya yang disenangi semenjak SMA dan lebih terarah untuk menata kearah mana kaki ini akan melangkah, adalah hal yang berbau Psikologi. kurang lebih semenjak kelas 3 SMA, mulai menekuni hal-hal berbau psikologi.

Awalnya dulu berkenalan dengan terapi hipnosis dan SEFT, yang sekarang udah agak lupa gimana-gimananya. Tapi itu sering digunakan dulunya ketika adik kelas ingin mencurahkan sesuatu, namun tidak mau dalam keadaan sadar. Maka jadilah tempat konsultasi yang lalu mencoba membuka alam bawah sadar untuk bertindak. (kurang lebihnya gitulah, istilah-istilahnya lupa sih, hehe)

Dari yang banyak khayalan dan teknik alam bawah sadar ini itu, lalu merambah ke keilmuan yang lebih realistis. Seorang adik kelas yang juga tertarik dalam bidang psikologi, meminjamkan buku Psikologi yang tebalnya beberapa kali lipat dari buku pelajaran.

Namun, kalau yang namanya udah tertarik ya di lahap aja kan?

Semenjak itu banyak melahap bacaan berbau psikologi, sampai bibi sendiri membelikan buku tentang psikologi kesehatan untuk dibaca.

Almost otodidak, melahap semua hal berbau psikologi. Namun takdir tetap menunjukkan jalan yang terbaik dibalik hal yang tidak kita tahu tentunya, dan setelah mencoba tes sana-sini, Allah menetapkan saya untuk menjalani pembelajaran secara formal pada jurusan bahasa inggris.

Tidak ada penyesalan, karena dari tiga kampus yang saya coba ajukan daftar, urutan satu dan duanya psikologi/BK dan bahasa inggris. Jadi memang dua pilihan utama yang saya suka. 

Meski masuk jurusan bahasa inggrispun, makanan yang saya santap lebih banyak Psikologi ketimbang bahasa inggris itu sendiri. Karena yang saya pelajari diawal awal perkuliahan bahasa inggris, agak berbeda dari yang dibayangkan.

Dengan pedenya memang sering menawarkan jasa konsultasi atau sharing. Sampai berlanjut mendalami kemampuan training dan public speaking, makin sering mendapatkan konsultasi berkaitan dengan dua hal tersebut.

Time skip

Singkat cerita pada September 2016, tepat di umur yang ke 20, saya mendapatkan tawaran untuk menggantikan guru bahasa inggris di sebuah sekolah swasta selama satu semester. Yang alhamdulillah, Allah takdirkan sampai sekarang berjalan.

Berhadapan dengan anak remaja di masa tanggung tentu hal baru, apalagi yang sebelumnya saya menjadi guru Paud dan TK selama hampir dua tahun. Merubah pemahaman mendalami seorang anak kecil ke remaja, tentu loncatan yang besar.

Satu semester setelahnya, mulai merangkap menjadi guru Bimbingan Konseling. Sejujurnya ada kebahagiaan di sisi ini. hal yang dulunya selalu dibayangkan, diberi kesempatan untuk dilakukan. Karena semenjak guru Konseling generasi awal sekolah ini, pindah. selama tiga tahun selalu berganti guru. Alhamdulillah meski menjadi guru bantu Konseling, bisa merasakan hampir dua tahun untuk mendalami posisi ini.

Namun takdir berkata lain. Di tahun 2018, Allah takdirkan menjadi walikelas. Untuk beberapa waktu awal berjalan, semua teori dan pemahaman tentang ilmu psikologi yang pernah dipelajari, merasa tidak berurutan. Ada hal yang lebih penting dari sekedar memahami dari luar, yaitu menyentuh dari dalam.

Diposisi ini, kembali saya mengaduk ilmu lagi, yang lebih menjamah kepada ilmu Parenting. dan tiga tahun terakhir ini, yang lebih kuat saya resapi, bagaimana menjadi orangtua. Dalam mata saya, pada dasarnya tidak ada murid, tapi anak. Maka untuk momen tertentu, saya akan lebih marah kepada anak-anak saya ketika bukan lagi peraturan yang dilanggar, namun kepercayaan yang dikecewakan.

Nah, panjang bet ya. 

Pokoknya begitulah sampai saat ini berjalan. Yang dulu saya tuliskan ingin bisa mendalami psikologi pendidikan yang berkaitan dengan remaja, rasa-rasanya itulah sekarang yang terajdi dengan suasana yang ada.

so, jangan takut untuk memiliki keyakinan akan sesuatu, mumpung gratis....

Sabtu, 16 Januari 2021 0 komentar

Saya Bukan Anak Berbakat (Part 2)

 Kaifa Haluk reader sekalian, so langsung saja melanjutkan cerita yang sempat tertunda.

Time Skip diantara kelas 3 sampai kelas 5 SD. Saat itu jam istirahat, dan saya bersama beberapa teman sedang bermain di luar. Lalu salah seorang teman saya menyebutkan salah satu bagian dari pistol, Pelor kalau tidak salah. Lalu seingat saya, mengulang apa yang dikatakan oleh teman saya. Seketika salah satu teman langsung meneriaki saya ngomong kotor. Kondisi yang saat itu kaget langsung takut karena akan di adukan ke orangtua. Maklum begitu takutnya jika ada salah, dan tidak mau jadi beban orangtua.

singkat cerita, si anak yang meneriaki saya ngomong kotor, memberikan ancaman. Kalau tidak mau diadukan ke orangtua saya, maka tiap pagi harus memberi jajan kepadanya. Kayaknya memang klasik, tapi itulah yang terjadi.

Seorang anak yang kurus dan penakut diancam, makin tertunduklah karena takut. Tanpa sepengetahuan orangtua, setiap hari saya memberi teman saya itu jajan sebelum bel sekolah masuk berbunyi. Terkadang, ketika sedang tidak ada uang jajan, mengambil jajanan warung yang dijual orangtua.

Begitulah pemerasan berlanjut sampai beberapa bulan. yang akhirnya seorang teman yang sudah tidak tahan melihat kondisi saya, membujuk untuk berani menyampaikan kepada orangtua apa yang terjadi sebenarnya.

Takut tentunya, namun setelah mencoba menyampaikan dari kejadian tidak sengaja tersebut, ternyata orangtua tidak marah. semua ketakutan yang saya pikirkan hanyalah halusinasi yang belum terjadi. Setelah menyampaikan semuanya perasaan menjadi lega, dan besoknya siap menghadapi si tukang ancam yang sudah membuat saya merasa bodoh selama beberapa bulan karena ketakutan yang berlebihan.

Paginya, teman yang biasa meminta jajan kepada saya, sudah berdiri di depan gerbang. Saya dengan sedikit ketakutan yang tersimpan, mengatakan kalau sudah ngomong dengan orangtua, dan tidak mau memberikan jajan lagi. Lalu saya lewati saja masuk ke dalam gerbang sekolah, melihat dirinya terdiam sejenak dan tidak beranjak.

bersambung....

 
;